Kemendikbudristek: Anggaran Rp 3,7 Triliun Bukan untuk Beli Laptop Saja

Selasa, 03 Agustus 2021 | 14:34 WIB
Kemendikbudristek: Anggaran Rp 3,7 Triliun Bukan untuk Beli Laptop Saja
Kemendikbudristek mengatakan anggaran Rp 3,7 triliun akan digunakan untuk memebli laptop dan alat-alat belajar elektronik lainnya. Foto: Ilustrasi belajar online (unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pada Selasa (3/8/2021) menjelaskan tentang penggunaan anggaran senilai Rp 3,7 triliun untuk belanja alat belajar elektronik bagi sekolah-sekolah di Tanah Air.

Soal belanja anggaran Rp 3,7 triliun ini sempat heboh di media sosial, karena ada tudingan anggaran itu digunakan untuk membeli laptop Chromebook, dengan spesifikasi rendah. Satu unit laptop kabarnya akan dibeli seharga Rp 10 juta.

Dalam konferensi pers Selasa, Kemendikbudristek membantah tudingan itu. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menegaskan bahwa anggaran itu digunakan untuk membeli beberapa perangkat sekaligus untuk pelajar PAUD, SD, SMP, dan SMK.

"Memang produk utamanya adalah laptop. Tapi anggaran Rp 3,7 triliun itu bukan hanya laptop, ada yang namanya access point untuk menghubungkan ke internet," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam konferensi pers virtual, Selasa, (3/8/2021).

Baca Juga: KPK Awasi Kemendikbudristek Terkait Anggaran Laptop Merah Putih Rp2,4 Triliun

Dalam paparannya, ia menyebut anggaran ini terbagi ke dalam dua bagian. Pertama untuk Kemendikbudristek pusat sebesar Rp 1,3 triliun, sedangkan kedua akan didistribusikan ke Pemerintah Daerah sebesar Rp 2,4 triliun.

Rinciannya, Rp 1,3 triliun ini digunakan untuk membeli 189.840 unit laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.

Sedangkan anggaran daerah Rp 2,4 triliun diperuntukkan untuk belanja 284.147 laptop, 17.510 wireless router, 10.799 proyektor dan layar, 10.799 konektor, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.

Terkait harga, Wikan menyebut ini sudah diatur dalam e-katalog di sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah. Di e-katalog tersebut, nantinya akan disebutkan berapa harganya, ada aspek competitiveness, hingga quality control.

"Jadi kalau harga itu diatur dalam e-katalog, di situlah ada mekanisme kompetisi yang sehat. Kita tidak mengatur harga, tapi menyiapkan anggaran Rp 3,7 triliun untuk 2021," pungkasnya.

Baca Juga: HP Pavilion Aero 13, Laptop Paling Ringan Sasar Gen Z di Asia Beratnya Kurang dari 1 KG

Adapun perusahaan yang akan memproduksi laptop tersebut terdiri dari Advan, Axioo, Evercoss, Zyrex, SPC, hingga TSM Technologies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI