Suara.com - Para ilmuwan di Australia menemukan sisa-sisa gunung berapi bawah laut purba di Samudra Hindia.
Penampakannya menyerupai seperti gunung berapi Eye of Sauron dalam novel fiksi The Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien.
Seperti yang dijelaskan dalam The Fellowship of the Ring, Eye of Sauron tidak memiliki tutup dan dilingkari api.
Gambar sonar yang dihasilkan oleh Tim O’Hara, pemimpin penelitian dan kurator di Museums Victoria menunjukkan garis besar tersebut.
Baca Juga: Bukan Tanda Kehidupan, Bahan Kimia Aneh di Venus Mungkin Berasal dari Gunung Berapi
Dipublikasikan melalui The Conversation, O'Hara menjelaskan bahwa gunung berapi itu terungkap menggunakan multibeam sonar pada kedalaman 170 kaki.
Berada di bawah kapal penelitian Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) Australia.
"Sebelumnya tidak diketahui dan tidak terbayangkan, gunung berapi ini muncul dari layar kami berbentuk oval raksasa yang disebut kaldera, dengan lebar 3,8 mil kali 2,9 mil," kata O'Hara.
Dia menambahkan, dikelilingi oleh tepi setinggi 984 kaki dan menyerupai kelopak Eye of Sauron dengan puncak berbentuk kerucut setinggi 984 kaki.
Menurut US National Park Service, kaldera terbentuk setelah letusan gunung berapi besar-besaran ketika tekanan di dalam gunung berapi berkurang dan reservoir dangkal.
Baca Juga: Gunung Berapi Taal Filipina Meletus, Muntahkan Gas Beracun Paksa Ribuan Orang Mengungsi
Sehingga, tidak lagi mampu menopang berat gunung di atasnya dan gunung berapi runtuh ke bawah.
Badan tersebut mencatat bahwa kaldera bisa berdiameter lebih dari 15,5 mil dan kedalaman beberapa mil serta seringkali berbentuk lingkaran.
Selain gunung api bawah laut, pemetaan tiga dimensi lebih lanjut juga menemukan dua struktur dasar laut lainnya.
Tim menemukan gunung bawah laut datar dan gunung laut yang tertutup kerucut vulkanik.
Keduanya terletak di dekat Eye of Sauron dan dijuluki Barad-dur dan Ered Lithui.
"Meskipun pengetahuan penulis J.R.R. Tolkien tentang geologi gunung tidak sempurna, tetapi nama itu sangat cocok," tambah O'Hara, dikutip dari New York Post, Selasa (3/8/2021).
Ketiga fitur tersebut merupakan bagian dari gugusan gunung bawah laut yang sebelumnya diperkirakan berusia lebih dari 100 juta tahun.
Telah terbentuk di sebelah punggungan laut purba ketika Australia lebih dekat ke Antartika daripada Asia.
Untuk penelitian lebih lanjut, O’Hara dan peneliti lainnya dari museum, universitas, CSIRO dan Bush Blitz bersiap untuk memetakan dasar laut di wilayah sekitarnya.