Suara.com - YouTuber gadget, David Gadgetin baru-baru ini ikut angkat bicara mengenai spesifikasi laptop merah putih dari Kemendikbud yang beberapa waktu belakangan ini menjadi topik panas di media sosial.
Sebelumnya, Kemendikbud berencana untuk menganggarkan dana sebanyak Rp 2,4 triliun untuk mengadakan laptop merah putih sebanyak 240 juta unit yang dibuat khusus untuk pelajar di Tanah Air.
Laptop seharga Rp 10 juta ini memang menjadi polemik di masyarakat. Banyak yang merasa jika laptop dengan harga fantastis ini tidak sebanding dengan spesifikasi laptop yang terbilang standar.
Dalam video terbaru unggahan David Gadgetin di YouTube pribadinya, YouTuber satu ini membedah mengenai laptop merah putih dari Kemendikbud yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Baca Juga: CEK FAKTA: Kemendikbud Bagikan Lagi Bantuan Pulsa Rp 200 Ribu dan Kuota 125 GB?
Membedah spesifikasi laptop merah putih dari Kemendikbud ini, David Gadgetin dengan blak-blakan menyebut jika spesifikasi yang dimiliki laptop tersebut justru sangat rendah untuk harga Rp 10 juta.
''Buat anda yang ga ngerti soal laptop, spek yang barusan saya sebutin adalah rendah banget buat harga Rp 10 juta. Saya bisa dengan gampang nemuin laptop dengan spek yang mirip dengan harga Rp 5 juta. Kok dana Rp 10 juta dapat laptop yang Rp 5 juta doang. Rp 5 juta lagi kemana?'' ungkap David Gadgetin.
Menggunakan besaran RAM standar 4 GB, sistem operasi chrome OS serta monitor 11 inci LED, David Gadgetin mengakui jika spesifikasi laptop Kemendikbud ini cukup minim.
Namun, diakui oleh David Gadgetin jika keunggulannya ini kemungkinan adalah sistem operasi yang digunakan oleh laptop merah putih dari Kemendikbud ini yaitu Chrome OS.
Sebagai informasi, Chrome OS merupakan sistem operasi dari Google dengan Linux yang pengoperasiannya mirip dengan HP Android. Sistem operasi ini diambil berdasarkan aplikasi browser kenamaan yaitu Chrome.
Baca Juga: Kemendikbud Ristek: Daerah Zona Merah Covid-19 Dilarang Buka Sekolah
Jika digunakan untuk sekolah, Chrome OS adalah sistem operasi yang sempurna karena memiliki spesifikasi yang minim dan tidak bisa digunakan untuk bermain game layaknya laptop biasa.
Sayangnya, David Gadgetin justru ragu mengenai performa Chrome OS di Indonesia. Pasalnya, sistem operasi ini menuntut jaringan kencang dan merata di seluruh Indonesia jika harus digunakan oleh pelajar di Tanah Air.
Menutup video ini, David Gadgetin mengaku tidak bisa memberikan komentar apapun. Namun, dirinya memiliki sejumlah saran untuk Menteri Pendidikan terkait laptop merah putih dari Kemendikbud tersebut.