Suara.com - LinkedIn mengizinkan karyawannya untuk memilih apakah mereka mau kerja dari rumah (jarak jauh/remote) sepenuhnya ataupun kerja hybrid (gabungan kerja dari rumah dan kantor). Hal ini dilakukan seiring dengan rencana pembukaan kantor yang akan dimulai bertahap.
Chief People Officer LinkedIn, Teuila Hanson menyatakan, kebijakan baru ini adalah perubahan dari sebelumnya, di mana perusahaan merencanakan 50 persen karyawan kembali bekerja di kantor.
Kebijakan baru ini akan menawarkan fleksibilitas untuk bekerja dari jarak jauh sepenuhnya atau bekerja di kantor paruh waktu. Opsi berlaku untuk karyawan global LinkedIn yang berjumlah lebih dari 16.000 orang.
"Kami mengantisipasi bahwa kami pasti akan melihat lebih banyak karyawan yang kerja remote dibanding sebelum pandemi," kata Hanson, dikutip dari NDTV, Minggu (1/8/2021).
Baca Juga: Mulai September, Akun Google Tak Bisa Dipakai di Ponsel Gingerbread
Hanson juga mengatakan pihaknya tidak mewajibkan vaksinasi ke karyawannya untuk kembali kerja dari kantor.
Director of Corporate Communications LinkedIn, Greg Snapper menyatakan, gaji karyawan juga bakal disesuaikan berdasarkan negara tempat mereka bekerja.
Sebagai perbandingan, beberapa perusahaan teknologi sudah mulai merencanakan kebijakan kembali kerja dari kantor. Namun masing-masing dari mereka menerapkan kebijakan yang berbeda.
Apple misalnya, mereka mewajibkan sebagian besar karyawan untuk kembali bekerja dari kantor selama tiga hari per minggu mulai Oktober. Google juga ingin setidaknya 60 persen karyawannya kembali bekerja dari kantor.
Di sisi lain, Facebook dan Google mengumumkan bahwa mereka mewajibkan vaksin untuk karyawan sebelum kembali bekerja dari kantor.
Baca Juga: Lancar Sekolah Online, Begini Cara Ganti Nama di Google Meet