Kominfo Duga Ada Celah Keamanan di Sistem Elektronik BRI Life

Kamis, 29 Juli 2021 | 10:36 WIB
Kominfo Duga Ada Celah Keamanan di Sistem Elektronik BRI Life
Ilustrasi kejahatan siber. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memanggil Direksi PT Asuransi BRI Life (BRI Life), meminta keterangan soal dugaan kebocoran data nasabah pada Rabu (28/7/2021) kemarin.

"Pemanggilan terhadap Direksi BRI Life sebagai pengelola data pribadi yang diduga bocor sebagai bagian dari proses investigasi," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (29/7/2021).

Dari hasil pertemuan tersebut, Kementerian Kominfo menduga adanya celah keamanan dalam sistem elektronik BRI Life, yang disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Dedy menyebutkan, pihak BRI Life telah mengambil langkah responsif untuk menghentikan upaya akses tanpa hak tersebut.

Baca Juga: Dugaan BRI Life Diretas, DPR Minta RUU PDP Segera Diselesaikan

Selain itu, ia menambahkan, BRI life saat ini sedang melakukan pemeriksaan mendalam terhadap keamanan sistem elektronik yang mereka kelola, menggandeng konsultan forensik digital dan Tim Internal BRI Life.

"BRI Life akan segera menyampaikan temuan-temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada pihak-pihak terkait sesuai dengan amanat Undang-Undang," ujar Dedy.

Logo Kominfo. [Kominfo]
Logo Kominfo. [Kominfo]

Dedy menyampaikan, Kementerian Kominfo akan menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut dengan melakukan komunikasi intensif dengan BRI Life,

Kemudian, memberikan pendampingan terhadap upaya BRI Life dalam mengamankan sistem maupun tata kelola data yang ada.

Upaya ini dilakukan dalam koordinasi bersama BSSN sebagai Lembaga yang memiliki kewenangan menyusun kebijakan keamanan sistem elektronik. Koordinasi juga dilakukan bersama dengan Polri.

Baca Juga: Kominfo Luncurkan HUB.ID untuk Bantu Pertumbuhan Startup di Indonesia

"Berdasarkan landasan hukum tersebut, Kementerian Kominfo akan terus berkoordinasi dengan BSSN dan Polri untuk penanganan lebih lanjut terhadap dugaan kebocoran data pribadi ini," pungkas Dedy.

Kabar soal peretasan BRI Life diungkap pertama kali oleh Hudson Rock, sebuah perusahaan keamanan siber di Tel Aviv, Israel pada Selasa (28/7/2021).

Perusahaan itu menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik pegawai BRI dan BRI Life telah diretas dan membuka jalan untuk mengakses data pribadi milik sekitar 2 juta nasabah.

"Kami mengidentifikasi beberapa komputer pegawai BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang telah diretas dan yang bisa jadi telah membantu para peretas membobol akses ke perusahaan," tulis Hudson Rock dalam pernyataan resminya.

Sementara Alon Gal, salah satu pendiri dan bos Hudson Rock, di Twitter-nya menunjukkan beberapa video dan foto berisi data-data nasabah BRI Life yang bocor itu.

Data milik 2 juta nasabah BRI Life dijual di forum online. Para peretas diduga telah masuk ke sistem perusahaan asuransi itu melalui komputer sejumlah pegawai. [Dok BRI Life]
Data milik 2 juta nasabah BRI Life dijual di forum online. Para peretas diduga telah masuk ke sistem perusahaan asuransi itu melalui komputer sejumlah pegawai. [Dok BRI Life]

Di antara data itu ada foto KTP, rekening bank, nomor NPWP, kartu keluarga, foto buku rekening, nomor rekening, dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium nasabah.

Para peretas menjual data-data nasabah BRI Life tersebut, yang terdiri dari 460.000 dokumen, di forum online. seharga 7000 dolar atau sekitar Rp 101 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI