Kominfo Dampingi BRI Life Terkait Pengamanan Data

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 28 Juli 2021 | 23:09 WIB
Kominfo Dampingi BRI Life Terkait Pengamanan Data
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. [Kominfo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama BRI Life saat ini sedang menangani dugaan data nasabah yang bocor serta diperdagangkan di situs gelap (dark web).

"Kementerian Kominfo akan menindaklanjuti hasil pertemuan dengan melakukan komunikasi intensif dengan BRI Life dan memberikan pendampingan terhadap upaya BRI Life dalam mengamankan sistem maupun tata kelola data yang ada," kata juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, kepada ANTARA, Rabu malam.

Kominfo bertemu direksi PT BRI Life siang ini (28/7/2021) sebagai bagian dari investigasi dugaan data sekitar 2 juta nasabah yang dijual di forum online. Data-data itu diduga dirampas peretas dari sistem komputer perusahaan asuransi tersebut.

Direksi BRI Life dipanggil Kominfo sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Regulasi itu memberikan Kominfo wewenang untuk mengadakan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan sistem elektronik Dari pertemuan tersebut, terungkap bahwa ada dugaan celah keamanan di sistem elektronik BRI Life yang disalahgunakan.

Baca Juga: Dugaan Peretasan BRI Life, Data Pribadi Nasabah yang Bocor Sangat Lengkap Termasuk Polis

BRI Life, menurut Kominfo, sudah merespons dugaan tersebut dengan menutup akses. Saat ini BRI Life sedang menyelidiki lebih dalam keamanan sistem elektronik yang mereka kelola, melibatkan tim internal BRI Life dan konsultan forensik digital.

BRI Life akan menyampaikan temuan berdasarkan hasil pemeriksaan, sesuai dengan aturan yang tercantum di undang-undang.

Kominfo, berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2019 dan Undan-Undang Transaksi Elektronik, berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara serta Polri untuk menangani kasus ini. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri juga sedang menangani kasus ini.

Kabar soal peretasan BRI Life diungkap pertama kali oleh Hudson Rock, sebuah perusahaan keamanan siber di Tel Aviv, Israel pada Selasa (28/7/2021).

Perusahaan itu menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik pegawai BRI dan BRI Life telah diretas dan membuka jalan untuk mengakses data pribadi milik sekitar 2 juta nasabah.

Baca Juga: Selidiki Dugaan Kebocoran Data BRI Life, Menteri Kominfo Gandeng BSSN dan Polri

"Kami mengidentifikasi beberapa komputer pegawai BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang telah diretas dan yang bisa jadi telah membantu para peretas membobol akses ke perusahaan," tulis Hudson Rock dalam pernyataan resminya.

Sementara Alon Gal, salah satu pendiri dan bos Hudson Rock, di Twitter-nya menunjukkan beberapa video dan foto berisi data-data nasabah BRI Life yang bocor itu.

Di antara data itu ada foto KTP, rekening bank, nomor NPWP, kartu keluarga, foto buku rekening, nomor rekening, dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium nasabah.

Para peretas menjual data-data nasabah BRI Life tersebut, yang terdiri dari 460.000 dokumen, di forum online. seharga 7000 dolar atau sekitar Rp 101 juta. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI