Alasan CDC Perbarui Pedoman Penggunaan Masker

Rabu, 28 Juli 2021 | 12:30 WIB
Alasan CDC Perbarui Pedoman Penggunaan Masker
ilustrasi masker (stocksnap.io)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperbarui panduan penggunaan masker di tengah pandemi Covid-19 pada Selasa (27/7/2021).

CDC mengatakan bahwa orang yang telah divaksinasi penuh harus tetap memakai masker di ruang publik, untuk menghindari jika ada penularan virus Corona yang substansial di wilayah tersebut.

Perubahan pedoman ini terkait dengan varian Delta yang menyebar di sebagian besar negara di dunia.

"Kami memiliki ilmu baru terkait varian Delta yang mengharuskan kami memperbarui panduan mengenai apa yang dapat Anda lakukan setelah mendapatkan vaksinasi penuh," kata Dr. Rochelle Walensky, direktur CDC, dikutip dari Live Science, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Plus: Fakta, Asal-usul, Gejala Varian AY.1 Delta Plus

Menurut para ahli, varian Delta memiliki perilaku yang unik dan berbeda dari varian virus sebelumnya.

Data dari Amerika Serikat dan negara lain menunjukkan bahwa beberapa orang yang telah divaksinasi dan terinfeksi varian Delta, mungkin menular dan menyebarkan virus ke orang lain.

Ilustrasi Vaksin (Pexels/Gustavo)
Ilustrasi Vaksin (Pexels/Gustavo)

Data yang tidak dipublikasikan itu menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi dan terinfeksi varian Delta, membawa viral load yang sama dengan orang yang tidak divaksinasi.

Hal ini tidak terjadi pada varian virus Corona sebelumnya.

"Dengan kata lain, orang dengan infeksi Delta memiliki potensi untuk menularkan virus kepada orang lain dengan kapasitas yang sama dengan mereka yang tidak divaksinasi," tambah Walensky.

Baca Juga: Makin Gawat! Varian COVID-19 Delta Plus Masuk Indonesia, 3 Orang Terinfeksi

Dalam penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta mungkin memiliki viral load 1.000 kali lipat lebih tinggi, daripada orang yang terinfeksi virus Corona awal di Wuhan.

Namun, infeksi terobosan jarang terjadi dan sebagian besar penularan virus Corona terjadi melalui individu yang tidak divaksinasi.

"Hal yang paling penting untuk dipahami adalah vaksin memiliki perlindungan luar biasa dalam mencegah seseorang dari gejala parah, rawat inap, dan kematian. Tetapi kami juga merasa penting agar orang memahami bahwa mereka berpotensi menularkan virus ke orang lain jika mereka terinfeksi varian Delta," ucap Walensky.

Jika terpapar varian Delta, vaksin Covid-19 diperkirakan dapat mengurangi risiko infeksi terobosan, dengan gejala hingga tujuh kali lipat dan rawat inap serta kematian hingga 20 kali lipat.

Sebelumnya, panduan CDC pada Mei menyebut bahwa orang yang telah divaksinasi penuh dapat pergi ke sebagian besar area dalam dan luar ruangan tanpa masker.

Tetapi, pedoman yang baru diperbarui ini menyatakan bahwa di daerah dengan penularan virus Corona substansial atau tinggi.

Orang-orang yang telah divaksinasi penuh harus kembali mengenakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran varian Delta.

Varian Delta (Envato)
Varian Delta (Envato)

Penularan substansial sendiri berarti suatu daerah melaporkan antara 50-100 kasus per 100.000 selama seminggu dan penularan yang tinggi, dapat diartikan bahwa suatu daerah melaporkan lebih dari 100 kasus per 100.000 selama seminggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI