Suara.com - Pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov, menuduh Google dan Apple karena membiarkan software Pegasus masuk ke dalam perangkat yang menggunakan sistem operasi mereka.
"Alat-alat ini dapat meretas ponsel iOS dan Android apapun, dan tidak ada cara untuk melindungi perangkat anda darinya. Tidak masalah aplikasi mana yang anda gunakan, karena sistem dilanggar pada tingkat yang lebih dalam," ungkap Durov lewat unggahannya di channel Telegram, dikutip Rabu (28/7/2021).
Ia merujuk pada temuan yang diungkap oleh Edward Snowden yang mengatakan Apple dan Google merupakan bagian dari program mata-mata global.
Ini mengindikasikan bahwa kedua perusahaan memiliki backdoor di sistem operasi mereka.
Baca Juga: Bos WhatsApp Benarkan Pejabat AS Jadi Target Pegasus
Durov menyebut, backdoor ini biasanya disamarkan sebagai bug keamanan yang memungkinkan agen pemerintah Amerika Serikat (AS) atau siapapun, mengakses informasi di ponsel manapun yang ada di dunia.
"Tidak mengherankan inilah yang sebenarnya terjadi: sebuah perusahaan Israel bernama NSO Group telah menjual akses alat mata-mata (spyware) yang memungkinkan pihak ketiga meretas puluhan ribu telepon," tambahnya.
Ia menyatakan, adanya backdoor dalam infrastruktur dan perangkat lunak menciptakan tantangan besar bagi umat manusia.
Oleh karenanya, ia menyerukan agar pemerintah dunia mulai bertindak melawan duopoli Apple-Google di pasar smartphone.
"Itulah mengapa saya menyerukan kepada pemerintah dunia untuk mulai bertindak melawan duopoli Apple-Google di pasar smartphone dan memaksa mereka untuk membuka ekosistem tertutup mereka demi memungkinkan lebih banyak kompetisi," jelasnya.
Baca Juga: Khawatir Jadi Target Spyware Pegasus, Emmanuel Macron Ganti Ponsel
Lebih lanjut, ia mengaku nomor telepon ponselnya telah masuk ke dalam daftar target dari spyware Pegasus. Namun ia merasa tidak khawatir.
"Siapapun yang mendapatkan akses ke data pribadi saya akan sangat kecewa. Sebab mereka harus melewati ribuan desain konsep untuk fitur Telegram dan jutaan pesan yang terkait dengan proses pengembangan produk kami. Mereka tidak akan menemukan informasi penting di sana," jelasnya.