Suara.com - Para ahli mencari tanda-tanda gas metana yang terkait dengan jejak kehidupan di atmosfer Mars, menggunakan data dari pesawat luar angkasa yang disebut Trace Gas Orbiter.
Pengorbit tersebut merupakan bagian dari misi ExoMars oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Roscosmos Rusia.
Secara khusus, tim menggunakan dua instrumen untuk mencari jejak metana, serta produk sampingan dari reaksi kimianya yang dipicu oleh sinar Matahari, etana, dan etilen.
Namun, meskipun mengumpulkan lebih dari dua setengah tahun pengukuran dari instrumen Atmospheric Chemistry Suite.
Baca Juga: Terungkap! Ini yang Tersembunyi di Permukaan Mars
Lebih dari satu tahun data dari instrumen NOMAD, para ahli tidak dapat menemukan jejak gas metana tersebut.
Tim ilmuwan lain yang mencari kemungkinan tanda kehidupan lain seperti fosfin di atmosfer Planet Merah juga tidak berhasil.
Temuan ini kontras dengan pengukuran yang diperoleh penjelajah Curiosity NASA, yang mendeteksi semburan metana sesekali di lapisan bawah atmosfer Mars serta di dekat permukaannya.
Dilansir dari Space.com, Senin (26/7/2021), pengukuran berbasis darat memperkirakan mungkin ada hingga 30 molekul metana di setiap miliar molekul pada atmosfer Mars.
Namun, pengukuran terbaru yang dilakukan Trace Gas Orbiter menunjukkan maksimum 0,05 molekul per miliar.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jogja Masih Tinggi, Indonesia UFO Day Batal Digelar
Meski begitu, para ahli percaya karena instrumen sangat sensitif, konsentrasi metana di atmosfer atas Mars harus sangat rendah untuk mencegah deteksi dalam jangka waktu yang lama.
Kemungkinan, gas tersebut mungkin berada lebih dekat ke permukaan daripada di atmosfer.
"Penjelajah Curiosity melakukan pengukuran tepat di permukaan Mars, sementara pengorbit mengukur beberapa kilometer di atas planet," kata Franck Montmessin, ilmuwan di Laboratoire Atmosphères, Prancis.
Jadi perbedaan antara dua temuan ini, dia menambahkan, dapat dijelaskan oleh metana yang terperangkap oleh atmosfer yang lebih rendah atau di sekitar penjelajah.
Di Bumi, metana dapat ditemukan di atmosfer dalam jumlah hampir 2.000 molekul per miliar dan dapat dihasilkan oleh organisme hidup atau proses geologis.
Studi lainnya di Mars yang mencari keberadaan fosfin, senyawa organik yang juga dilaporkan terdeteksi di atmosfer Venus tahun lalu, juga muncul dengan hasil yang mengecewakan.
Fosfin di Bumi biasanya diproduksi oleh bakteri dan hal itu dapat dianggap sebagai bukti kehidupan.
Namun, para ahli tidak ingin menyerah dan berencana untuk meluncurkan dua misi baru pada September mendatang.
Misi tersebut mencakup penjelajah yang dilengkapi bor dua meter dan akan mencari jejak kehidupan jauh lebih dalam di bawah tanah Mars, di mana mikroorganisme potensial mungkin bersembunyi.