Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika membagikan sejumlah tips menggaet investor bagi startup pemula atau early stage. Salah satunya adalah soal fokus pada penguatan produk alih-alih penggalangan dana.
"Kami banyak melihat kesalahan yang sering dilakukan oleh founders di tahap early-stage startup adalah fokus pada penggalangan dana, namun lupa dengan pembenahan dan penguatan produknya," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam siaran pers, dikutip Sabtu (24/7/2021).
Perusahaan rintisan biasanya memulai pembiayaan secara bootsrapping, yaitu memulai bisnis dengan modal seadanya dari kantong sendiri, kemudian mengandalkan perputaran pendapatan untuk mengembangkan usaha.
Ketika startup sudah mencapai tahapan product-market fit, dengan indikator pertumbuhan jumlah pengguna dan transaksi penjualan, mereka bisa mulai mempersiapkan diri untuk mengembangkan bisnis lebih luas dan mencari investor.
Baca Juga: Oxygen for Indonesia Jadi Wadah Startup dan Relawan Gotong-royong Atasi Covid-19
Semuel melihat faktor kegagalan mendapatkan investor bermula dari dari produk. Investor perlu yakin bahwa bisnis dan produk tersebut siap untuk dikembangkan.
Pendiri startup harus memahami valuasi perusahaannya, bisa dilihat dari manajemen, rekam jejak usaha yang teruji, besaran pasar dan besaran risiko.
Startup yang memiliki traksi (traction) yang baik akan menarik investor. Traksi ini bisa diartikan sebagai sumber daya tambahan yang bisa mendorong bisnis.
Traksi bisa disebut positif ketika pertumbuhan bagus, merk melekat kuat dan sumber daya manusia mampu mengakomodasi kebutuhan pelanggan, sekalipun startup belum menghasilkan keuntungan.
Investor menjadikan traksi sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi apakah startup tersebut berpotensi berkembang.
Baca Juga: Desty, Startup Social Commerce, Raup Pendanaan Rp 46 Miliar
Para investor akan melihat kematangan visi dan misi perusahaan, untuk itu seorang pendiri harus bisa menyusun matang strategi dan rencana bisnis jangka panjang yang jelas, spesifik dan terukur.
Sebelum bertemu, investor akan meriset startup tersebut dan berlaku sebaliknya, pendiri juga bisa meriset sang calon investor. Pilih lah investor yang sama-sama mengingingkan kerja yang yang positif dan percaya pada startup, bukan hanya yang mau menyuntikkan dana ke perusahaan.
Untuk mencari investor potensial, penting bagi pendiri untuk memperbanyak informasi dan wawasan, bisa dengan cara berdiskusi dan membangun relasi.
Kominfo saat ini memiliki program Startup Studio Indonesia untuk perusahaan rintisan di tahap pemula atau early-stage, berupa pelatihan dan bimbingan dari mentor pendiri dan praktisi startup di berbagai bidang.