Teknologi Plasmacluster Disebut Efektif Kurangi SARS-CoV-2 pada Droplet

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 23 Juli 2021 | 14:28 WIB
Teknologi Plasmacluster Disebut Efektif Kurangi SARS-CoV-2 pada Droplet
Ilustrasi teknologi plasmacluster. [Sharp Electronics Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru Sharp Corporation mengungkap bahwa titer infeksi Virus Corona (SARS-CoV-2/Covid-19), termasuk strain varian yang terkandung dalam air liur (droplet) manusia dapat berkurang melalui Ion Plasmacluster.

Pabrikan asal Jepang itu mengklaim lebih dari 99,4 persen virus corona berkurang, dengan semburan Ion Plasmacluster selama dua jam.

Dengan ketentuan tingkat kelembaban di kisaran 60 persen. Angka ini merupakan kondisi yang direkomendasikan dalam melawan infeksi virus.

Penelitian ini berhasil dilakukan di bawah pengawasan Profesor Hironori Yoshiyama dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane (anggota Dewan Masyarakat Virologi Jepang), Profesor Shigeru Watanabe, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Meikai, dan Profesor Masashi Yamakawa, Departemen Teknik Mesin dan Sistem, Institut Teknologi Kyoto.

Baca Juga: Sharp Indonesia Berhasil Produksi 10 Juta Mesin Cuci di Tengah Pandemi

Secara umum, cara penularan virus corona baru dibagi menjadi dua, yaitu penularan melalui droplet yang kemudian menyebarkan virus di udara dan penularan kontak secara langsung oleh virus yang melekat pada permukaan sebuah benda.

Pada September 2020 lalu, Sharp melakukan penelitian untuk menguji keefektifan teknologi Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 di udara.

Car Air Purifier Sharp. [Sharp Electronics Indonesia]
Car Air Purifier Sharp. [Sharp Electronics Indonesia]

Kali ini, Sharp berhasil membuktikan keefektifan Ion Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 yang menempel pada permukaan benda.

Pertama, Sharp melakukan beberapa riset terhadap partikel droplet dengan tingkat kelembaban yang berbeda, disimulasikan ke dalam area kehidupan sehari-hari.

Hasil simulasi kasus menunjukkan, ketika seseorang batuk di area ruangan dengan tingkat kelembaban berbeda, yaitu 30 persen dan 60 persen.

Baca Juga: Sharp Hadirkan Air Purifier dan AC untuk New Normal

Jumlah partikel droplet yang tersuspensi di udara di sekitar orang dengan tingkat kelembaban ruangan 60 persen, jauh lebih sedikit. Droplet akan langsung jatuh dan menempel pada permukaan meja.

Kondisi ini berbanding dengan seseorang yang berada dalam area ruangan dengan tingkat
kelembaban 30 persen, droplet akan tetap melayang dan tersuspensi di udara.

Berdasarkan hasil ini, Sharp menganggap penting untuk memverifikasi jika tingkat kelembaban 60 persen, memiliki efek terhadap pengurangan jumlah SARS-CoV-2 yang jatuh dan menempel pada permukaan hingga mampu mengurangi risiko penularan virus di udara melalui tetesan droplet.

Karena sebagian besar droplet penyebab infeksi penularan virus berasal dari droplet, Sharp mengukur dan membandingkan titer infeksi di area dengan tingkatan kelembaban 60 persen, antara SARS-CoV-2 yang dicampur dengan media cair yang biasa digunakan untuk pengujian virus dan SARS-CoV-2bercampur air liur.

"Untuk mencegah infeksi virus, penting untuk menjaga area ruangan pada tingkat kelembaban
relatif sekitar 60 persen dengan humidifikasi, sehingga mampu mencegah mukosa saluran
pernapasan manusia mengering, mempertahankan fungsi imun, dan untuk menekan efektivitas penyebaran virus," jelas Hironori Yoshiyama, Profesor, Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane

Kendati demikian, dia menambahkan, sementara area dengan kelembaban relatif 60 persen mengurangi jumlah partikel droplet tersuspensi di udara dan menempel pada permukaan benda, dalam keterangan resminya.

Maka, perlu juga mempertimbangkan tindakan pencegahan terhadap virus yang melekat di benda.

Air purifier Sharp. [Sharp Electronics Indonesia]
Air purifier Sharp. [Sharp Electronics Indonesia]

Hasil penelitian menunjukkan, titer virus menular pada media cair tersisa kurang dari 1 persen
setelah 2 jam, sedangkan pada media air liur sekitar 56 persen tetap utuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terbukti jika efektifitas teknologi Plasmacluster diverifikasi, dapat mengurangi titer infeksi penularan termasuk varian baru lebih dari 99,4 persen.

Ke depannya, Sharp akan terus berkontribusi kepada masyarakat dengan melakukan berbagai penelitian lanjutan yang mengenai efektivitas teknologi Plasmacluster.

"Dalam verifikasi ini, teknologi Plasmacluster secara signifikan menonaktifkan SARS-CoV-2 yang terkandung dalam droplet yang melekat di berbagai permukaan, dengan kondisi kelembaban udara 60 persen di mana fungsi perlindungan fisiologis dipertahankan," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI