Suara.com - Spyware Pegasus disebut menargetkan orang-orang dalam pemerintahan dan takut menjadi sasaran, Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan mengganti ponsel.
Tidak hanya ponselnya, tapi Emmanuel Macron juga mengganti nomornya dan dia mengadakan pertemuan darurat untuk membahas keamanan siber dan langkah selanjutnya pemerinta.
Emmanuel Macron menuntut penguatan semua protokol keamanan, terkait sarana komunikasi yang sensitif, sebagaimana melansir dari Antara (23/7/2021).
Juru bicara pemerintah Gabriel Attal pada radio France-Inter mengatakan, Emmanuel Macron menganggap masalah ini sangat serius.
Attal mengatakan, investigasi sedang dilakukan untuk menentukan apakah spyware tersebut benar-benar diinstal pada ponsel atau apakah ada data yang sudah diambil.
Attal juga menekankan pentingnya keamanan siber yang lebih luas untuk melindungi fasilitas publik, seperti rumah sakit, yang telah menjadi sasaran perangkat lunak berbahaya pada masa lalu.
![Ilustrasi Spyware. [Odd Andersen/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/16/93389-spyware.jpg)
Pada pekan ini, konsorsium media global melaporkan spyware Pegasus yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group mungkin telah digunakan untuk menargetkan politisi, aktivis, dan jurnalis di beberapa negara.
Surat kabar Prancis Le Monde, anggota konsorsium, melaporkan sebuah badan keamanan Maroko memiliki ponsel Macron dan 15 anggota pemerintah Prancis dalam daftar target potensial spyware pada 2019.
Pemerintah Maroko membantah telah melakukan hal tersebut dan mengancam tindakan hukum atas tuduhan spyware yang "tidak berdasar".
Baca Juga: Mengenal Pegasus, Spyware Buatan Israel Ini Intai Aktivis dan Jurnalis
Pejabat NSO Haim Gelfand mengatakan kepada i24News yang berbasis di Israel pada Rabu lalu bahwa Emmanuel Macron bukanlah target.