Canggih! Gunakan Drone Dubai Bikin Hujan Buatan di Tengah Puncak Gelombang Panas

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 22 Juli 2021 | 07:05 WIB
Canggih! Gunakan Drone Dubai Bikin Hujan Buatan di Tengah Puncak Gelombang Panas
Ilustrasi kumpulan awan mendung di langit Dubai. [Karim Sahib/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hujan seperti monsun membasahi jalan raya yang sibuk, menyebabkan kondisi jalan sulit dilewati.

Limpahan air bak air terjun tiba-tiba muncul di sisi jalan besa Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Mungkin ini menjadi pemandangan umum di beberapa bagian Asia Tenggara, tetapi ini adalah Uni Emirat Arab.

Hujan deras ini terjadi di puncak gelombang panas musim panas yang mencapai suhu melampaui 120F atau 49C.

Baca Juga: China Buat Hujan Buatan, Diklaim Mampu Guyur Wilayah 22 Kali Luas Inggris

Dan menurut Pusat Meteorologi Nasional UEA, curah hujan ditingkatkan dengan operasi penyemaian awan di negara Teluk tersebut.

Belum lama ini, layanan cuaca nasional UEA merilis rekaman video hujan lebat.

Ilustrasi gelombang panas. [Shutterstock]
Ilustrasi gelombang panas. [Shutterstock]

Operasi penyemaian awan adalah bagian dari misi berkelanjutan untuk menghasilkan curah hujan di negara Timur Tengah, yang memiliki curah hujan rata-rata hanya empat inci.

Operasi penyemaian awan bekerja melalui pesawat berawak yang menembakkan bahan kimia, seperti perak iodida ke awan untuk menyebabkan peningkatan curah hujan.

The National melaporkan, hujan deras menyebabkan air terjun muncul di kota Al Ain dan membuat kondisi mengemudi berbahaya.

Baca Juga: Hujan Buatan Sukses Basahi Riau

UEA menginvestasikan 15 juta dolar AS dalam sembilan proyek pembuatan hujan yang berbeda pada 2017, dilansir laman Independent, Kamis (22/7/2021).

Satu sistem yang akan diuji coba di UEA menggunakan drone untuk menembakkan muatan listrik ke awan untuk meningkatkan curah hujan.

Proyek ini dipimpin oleh para peneliti di University of Reading di Inggris.

Profesor Maarten Ambaum, yang mengerjakan proyek tersebut, mengatakan kepada BBC pada Maret bahwa UEA memiliki awan yang cukup untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk hujan.

Proyek ini mencoba membuat tetesan air berkumpul dan menempel ketika mereka menerima aliran listrik, "seperti rambut kering ke sisir".

Ilustrasi drone. (Pixabay/Powie)
Ilustrasi drone. (Pixabay/Powie)

“Ketika tetesannya menyatu dan cukup besar, mereka akan jatuh sebagai hujan”, kata Prof Ambaum kepada BBC.

Menerapkan kejutan listrik ke awan lebih disukai karena tidak memerlukan penggunaan bahan kimia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI