Megaripples Setinggi 16 Meter dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus, Rupanya Bersembunyi

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 21 Juli 2021 | 09:30 WIB
Megaripples Setinggi 16 Meter dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus, Rupanya Bersembunyi
Ilustrasi asteroid tabrak bumi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rekan peneliti studi Kaare Egedahl, yang saat itu merupakan mahasiswa master geologi perminyakan di University of Louisiana di Lafayette, mengambil data Devon Energy dan membuat gambar seismik area bawah tanah.

"Kaare membawanya ke saya, dan dia berkata, 'Apa ini?' karena sangat berbeda dari apa pun yang Anda harapkan untuk dilihat dalam endapan yang diletakkan di tepi laut atau sungai," kata Kinsland.

Kinsland sebelumnya telah mempelajari kawah tumbukan Chicxulub.

"Saya segera melihat riak-riak, dan saya segera tahu arah yang seharusnya dilalui air [untuk menciptakannya]," katanya.

"Dan saya tahu bahwa jika Anda mundur dari itu, Anda berlari tepat di Chicxulub," tambah dia melihat gambar seismik.

Ilustrasi hasil deteksi gelombang seismik. [Shutterstock]
Ilustrasi hasil deteksi gelombang seismik. [Shutterstock]

Kinsland dapat menentukan arah tsunami karena megaripples bersifat asimetris, yang menunjukkan arah aliran air saat dibuat.

"Dalam hal ini, sisi megaripples yang panjang dan asimetris memiliki kemiringan yang menghadap ke selatan-tenggara, yang menunjuk kembali ke kawah tumbukan Chicxulub," katanya.

Megaripples memiliki panjang gelombang rata-rata (dari satu puncak ke puncak berikutnya) 1.968 kaki (600 m).

"Dikombinasikan dengan amplitudo setinggi 52 kaki, menjadikannya riak terbesar yang didokumentasikan di Bumi," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Baca Juga: Tidak Hanya Kuat, Asteroid Seukuran Kota Hantam Bumi 10 Kali Lebih Sering

"Selain itu, megaripples ini berada di puncak batas geologis Kapur/Paleogen yang berasal dari 66 juta tahun lalu dan terletak di bawah lapisan puing yang terlempar setelah tumbukan Chicxulub," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI