Megaripples Setinggi 16 Meter dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus, Rupanya Bersembunyi

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 21 Juli 2021 | 09:30 WIB
Megaripples Setinggi 16 Meter dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus, Rupanya Bersembunyi
Ilustrasi asteroid tabrak bumi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Megaripples" (riak raksasa) kuno setinggi bangunan lima lantai bersembunyi jauh di bawah Louisiana.

Menurut sebuah studi baru, geologi unik ini menunjukkan, mereka terbentuk segera setelah serangan asteroid yang membunuh dinosaurus nonavian.

Megaripples setinggi 52 kaki (16 meter) berada sekitar 5.000 kaki (1.500 m) di bawah area Danau Iatt, di utara tengah Louisiana, Amerika Serikat (AS).

Menurut para peneliti, megaripples diprediksi berasal dari akhir periode Kapur 66 juta tahun lalu, ketika bagian dari negara bagian itu berada di bawah air.

Ukuran dan orientasi megaripple menunjukkan bahwa mereka terbentuk setelah batu ruang angkasa raksasa, yang dikenal sebagai asteroid Chicxulub.

Menurut penelitian, asteroid menghantam Semenanjung Yucatán, yang menyebabkan tsunami tumbukan Chicxulub, gelombangnya kemudian mengalir ke perairan dangkal dan menciptakan tanda megaripple di dasar laut.

Megaripples dari asteroid pembunuh dinosaurus. [Livescience]
Megaripples dari asteroid pembunuh dinosaurus. [Livescience]

"Terjadinya riak sebesar itu berarti sesuatu yang sangat besar telah mengganggu kolom air," kata ketua peneliti studi Gary Kinsland, seorang profesor di School of Geosciences di University of Louisiana di Lafayette.

"Ini hanya bukti lebih lanjut bahwa dampak Chicxulub mengakhiri periode Cretaceous," katanya dilansir dari Live Science, Rabu (21/7/2021).

Proyek ini dimulai ketika perusahaan energi Devon Energy melakukan survei seismik 3D di Danau Iatt.
Sebuah survei seismik memerlukan menciptakan gelombang suara keras (sering dibuat dengan bahan peledak atau gedebuk).

Kemudian menempatkan detektor permukaan di sekitar area yang dapat menangkap gelombang suara kembali, yang tercermin ketika mereka memukul berbagai lapisan batuan bawah tanah.

Baca Juga: Tidak Hanya Kuat, Asteroid Seukuran Kota Hantam Bumi 10 Kali Lebih Sering

Data dari gelombang suara ini memungkinkan peneliti membuat peta geologi bawah tanah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI