Suara.com - Beberapa hari lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa platform media sosial seperti Facebook, telah membunuh orang karena membiarkan penyebaran disinformasi vaksin Covid-19.
Terbaru, ia mengoreksi kata-kata tersebut dengan menyebut bukan Facebook yang membunuh orang, tapi misinformasi vaksin di media sosial pimpina Mark Zuckerberg itu yang merugikan orang.
"Facebook tidak membunuh orang, 12 orang ini di luar sana memberikan informasi yang salah," kata Biden, dikutip dari The Verge, Selasa (20/7/2021).
"Harapan saya adalah agar Facebook, menurut saya pribadi, bahwa mereka akan melakukan sesuatu tentang misinformasi, informasi yang salah tentang vaksin," lanjut Biden.
Baca Juga: Terungkap! Video Terlarang Siswa SMK Gorontalo di Facebook Disebar Mantan Pacar
Ketegangan Biden dan Facebook bermula dalam sebuah wawancara dengan wartawan pada 16 Juli kemarin.
Presiden Biden menuding Facebook sebagai salah satu biang keladi masih tingginya angka kasus Covid-19 di AS.
"Mereka membunuh orang. Mereka benar-benar (membunuh orang) - saat ini, pandemi yang kita hadapi adalah di antara mereka yang belum divaksin. Dan mereka (media sosial) sedang membunuh orang," tuding Biden.
Tak lama setelahnya, Facebook berbalik menuding Biden telah menjadikan media sosial sebagai kambing hitam di tengah masih tingginya kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
"Saat kasus Covid-19 meningkat di Amerika, Pemerintahan Biden memilih untuk menyalahkan perusahaan-perusahaan media sosial Amerika," tulis Facebook.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Banyak Rumah Sakit yang Menerima Vaksin Palsu?
Facebook kemudian menambahkan bahwa justru tingkat vaksinasi Covid-19 di antara pengguna meningkat dan itu menunjukkan bahwa media sosial tersebut, justru mendorong penggunanya ke arah yang benar dalam menghadapi wabah ini.
"Faktanya penerimaan vaksin di antara pengguna Facebook di Amerika Serikat telah meningkat. Fakta ini menunjukkan cerita yang berbeda dari yang diembuskan oleh pemerintah beberapa hari terakhir ini," tegas Facebook.