Aplikasi Laut Nusantara Kini Bisa Deteksi Lokasi Tuna

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 18 Juli 2021 | 14:30 WIB
Aplikasi Laut Nusantara Kini Bisa Deteksi Lokasi Tuna
Aplikasi Laut Nusantara. [XL Axiata]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aplikasi Laut Nusantara semakin canggih dengan kemampuan untuk mendeteksi keberadaan ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi.

Fitur terbaru dalam aplikasi besutan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) - Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tersebut adalah pendeteksi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore.
Ketiganya adalah ikan bernilai ekonomi tinggi dan menjadi primadona di pasar dunia.

Fitur baru ini sudah bisa dimanfaatkan para nelayan sejak Juli 2021.

Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan fungsi dan manfaat dari aplikasi Laut Nusantara ini.

"Teman-teman dari BROL memiliki semua kompetensi yang dibutuhkan untuk memperkaya manfaat aplikasi ini, dengan data-data hasil riset yang melimpah, dan bisa diimplementasikan menjadi sarana digital yang mendukung masyarakat nelayan kecil di seluruh Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Trafik Data Meningkat 88%, XL Axiata Tambah Jaringan di Sukabumi

Dia menambahkan, secara bertahap akan terus bertambah fitur-fitur baru yang bisa meningkatkan kemampuan aplikasi Laut Nusantara.

Ilustrasi ikan tuna. [Shutterstock]

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kelautan, I Nyoman Radiarta, menyampaikan bahwa keberadaan fitur baru ini merupakan terobosan dalam upaya meningkatkan pendapatan para nelayan.

Dalam aplikasi ini, informasi ditampilkan secara sederhana untuk membantu nelayan sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif, efisien dan aman.

Peneliti BROL, Eko Susilo menjelaskan, cara kerja fitur pendeteksi ikan-ikan tersebut adalah dengan mendeteksi lokasi daerah penangkapan ikan berdasarkan kesesuaian kondisi laut.

Kesesuaian tersebut didasarkan pada kriteria front suhu dan tingginya kesuburan perairan.

Baca Juga: Live.On Luncurkan 2 Varian Perdana Baru, Power Move 13GB dan 100GB

Front suhu adalah daerah pertemuan antara massa air hangat dan dingin. Sedangkan kesuburan perairan yang tinggi berasosiasi dengan tersedia makanan ikan, berupa plankton, yang melimpah.
Kedua kriteria tersebut dianalisis menggunakan data citra satelit.

Kriteria kesesuaian habitat ikan tersebut dianalisis menggunakan pemodelan numerik dan pendekatan statistik non-linear.

"Lokasi-lokasi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore ditampilkan secara sederhana sehingga bisa dengan mudah digunakan oleh nelayan,” papar Eko.

Ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore tersebut memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Dari data Pusat Informasi Pelabuhan Kementerian Kelautan dan Perikanan, harga Tuna Sirip Kuning di kisaran Rp 50.000 per kg, Tuna Sirip Biru sekitar Rp 100.000 per kg, dan Albacore sekitar Rp 50.000 per kg.

Sampai tingkat konsumen, harga jual bisa mencapai hingga 3 kali lipatnya. Sementara itu di pasar internasional, seekor tuna Bluefin harganya pernah menembus rekor dunia dengan harga Rp 25 miliar dengan bobot 276 kg.

Aplikasi Laut Nusantara. [Google Play Store]
Aplikasi Laut Nusantara. [Google Play Store]

Sebelumnya, aplikasi Laut Nusantara telah memiliki fitur pendeteksi ikan bernilai ekonomi tinggi lainnya yaitu Lemuru Bali, Tuna Mata Besar, dan Cakalang.

Sejauh ini sudah ada 55 ribu pengguna aktif aplikasi Laut Nusantara. Mayoritas pengguna merupakan masyarakat nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI