Suara.com - Sejumlah karyawan Apple mengancam akan hengkang karena mereka kesulitan mendapatkan izin kerja dari jarak jauh atau remote, setelah perusahaan menerapkan kerja hybrid pada September mendatang.
Sebelumnya, Apple mengumumkan bahwa mereka akan melakukan sistem kerja hybrid. Dengan ini, karyawan mesti kerja di kantor selama tiga hari dalam seminggu.
Sebelum menerapkan kerja dari rumah (WFH) selama pandemi, Apple melarang karyawannya untuk kerja remote.
Namun, ada pengecualian dan beberapa tim menerapkan aturan lebih lunak soal kebijakan tersebut.
Baca Juga: Mengenal Sosok Tim Cook, Sahabat Steve Jobs yang Bawa Apple Raih Sukses
Sekarang, karyawan Apple mengaku pengecualian tersebut sudah ditolak perusahaan.
Dalam channel Slack yang berisi 6.000 anggota, sepuluh karyawan mengaku bakal mengundurkan diri karena kerja hybrid atau mengetahui karyawan lain terpaksa berhenti.
Seorang karyawan Apple mengatakan bahwa mereka saat ini berlindung di bawah Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika yang memungkinkan mereka bisa kerja remote.
Namun, ia mengatakan akomodasi ini akan ditolak begitu kerja hybrid diterapkan.
"Saya akan keluar dari pekerjaan pada bulan September," tulis mereka di Slack, dikutip dari The Verge, Minggu (18/7/2021).
Baca Juga: Wajib Tahu, Tips Aman Bekerja dari Rumah
Beberapa karyawan mengatakan bahwa perusahaan bakal mengizinkan kerja remote apabila mereka memiliki catatan medis.
Namun, Apple bakal meminta rekaman medis tersebut sehingga membuat karyawan merasa tidak nyaman.
Ini bukan pertama kali karyawan Apple protes soal kebijakan perusahaan.
Sebelumnya pada Juni, sejumlah karyawan menuliskan surat ke CEO Apple Tim Cook yang meminta agar kebijakan ini dievaluasi kembali.