Semakin besar asteroid, semakin tebal lapisan bola di batu seharusnya.
Ketika para peneliti melihat jumlah sebenarnya dari spherules di berbagai lapisan batuan dasar dan membandingkannya dengan perkiraan dampak asteroid masa lalu, mereka menemukan dua nilai tidak cocok.
"Kami menemukan bahwa model pemboman awal Bumi saat ini sangat meremehkan jumlah dampak yang diketahui, seperti yang dicatat oleh lapisan bola," kata Marchi dalam pernyataan itu.
"Fluks dampak sebenarnya bisa mencapai faktor 10 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya dalam periode antara 3,5 dan 2,5 miliar tahun yang lalu."
Serangan asteroid masa lalu itu mungkin juga mempengaruhi kadar oksigen dan kemampuan planet muda untuk mendukung kehidupan.
"Kami menemukan bahwa kadar oksigen akan berfluktuasi secara drastis selama periode dampak yang intens," kata Marchi.

"Mengingat pentingnya oksigen bagi perkembangan Bumi dan tentu saja bagi perkembangan kehidupan, kemungkinan hubungannya dengan tabrakan sangat menarik dan perlu diselidiki lebih lanjut. Ini adalah tahap selanjutnya dari pekerjaan kami."
Butuh waktu hingga akhir 1970-an bagi para ilmuwan untuk menemukan kawah tumbukan Chicxulub di Meksiko.
Butuh beberapa tahun lagi bagi mereka untuk mengidentifikasi dampak ini sebagai penyebab kepunahan dinosaurus.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Alat Bisa Perkirakan Usia Kekebalan Tubuh dan Prediksi Risiko Penyakit
"Sayangnya, hanya sedikit batuan dari masa lalu yang bertahan, jadi bukti langsung untuk dampak, dan konsekuensi ekologisnya, tidak merata. Model yang diajukan oleh Dr. Marchi membantu kita untuk lebih memahami jumlah dan ukuran tumbukan awal Bumi," ujar Tostevin.