Inisiatif mengadakan literasi digital bagi para generasi muda ini pun berkaca dari temuan ECPAT Indonesia di awal masa pandemi Covid-19, ECPAT melakukan survei kepada 1203 responden anak dan ditemukan adanya 287 bentuk pengalaman buruk saat berinternet di masa pandemi.
Dalam survei itu didapati 112 anak mengatakan bahwa mereka mendapat pesan tidak senonoh, 66 menerima gambar/video yang membuat tidak nyaman, 27 menerima gambar/video pornografi, 24 orang diajak melakukan live streaming untuk membicarakan hal tidak senonoh, 23 anak mengatakan hal-hal buruk tentang mereka diunggah tanpa sepengetahuan, dan 16 anak dikirimi tautan dengan konten pornografi.
Facebook sebagai salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia pun merasa perlu mengambil langkah agar setiap penggunanya khususnya yang masih berusia anak- anak mendapatkan perlindungan yang layak saat menjelajah di dunia maya.
“Mencegah dan menghilangkan eksploitasi seksual anak di ranah online perlu dilakukan oleh banyak pihak dari berbagai industri. Kami di Facebook juga terus berkomitmen untuk melakukan upaya-upaya, baik di dalam atau di luar aplikasi, untuk melindungi anak-anak dari kejahatan yang menjadikan mereka sebagai korban,” ujar Manajer Program Kebijakan untuk Facebook di Indonesia Dessy Sukendar.
Dalam acara Festival AMAN 2021 ini, anak-anak dan kelompok muda diberikan kesempatan untuk menyuarakan keresahan yang kerap mereka temui di internet dan media sosial kepada pemangku kepentingan dan penyedia platform digital, serta berbagi cerita baik dalam melawan konten negatif di internet dan media sosial. [Antara]