Suara.com - Fitur transparansi Aplikasi Pelacakan, yang diperkenalkan di iOS 14.5, merupakan salah satu fitur iOS baru yang paling penting.
Fitur ini membatasi jumlah data yang dapat dikumpulkan pengiklan dari pengguna.
Tampaknya, perubahan tersebut telah diadopsi oleh 75 persen dari semua pengguna iOS.
Hanya 25 persen memilih untuk terus berbagi data dengan pengiklan, sesuai dengan perusahaan analitik Branch.
Baca Juga: Facebook dan Instagram Siapkan Rp 14,5 Triliun untuk Kreator Konten
Bloomberg melaporkan bahwa ini telah menyebabkan Facebook ke mode panik.
Platform sosial itu tidak lagi mampu memberikan metrik kunci tertentu kepada pengiklannya, mencegah mereka mengetahui seberapa baik kinerja iklan mereka.
Secara khusus, pembeli media yang menjalankan kampanye iklan di Facebook pada bulan lalu belum dapat melaporkan penjualan langsung klien mereka.
Terlebih lagi, Facebook sekarang tidak mampu menampilkan produk bisnis kepada calon pelanggan di platformnya atau menargetkan ulang pelanggan yang telah membeli produk.
Kurangnya statistik kredibel cukup buruk bagi industri periklanan, yang sekarang harus membuang banyak hal untuk melihat apa yang berhasil.
Baca Juga: Pemuda Mempawah Ditangkap Samakan Petugas PPKM Darurat denga PKI
Pelacakan Aplikasi adalah fitur per aplikasi yang meminta kamu mengaktifkan pelacakan atau melarangnya.
Pengguna dapat secara otomatis menonaktifkan semua permintaan pelacakan aplikasi yang masuk, sehingga pekerjaan pengiklan semakin sulit dari menit ke menit.
Tampaknya Facebook juga sedang menjajaki metode lain untuk menayangkan iklan berdasarkan pengumpulan data yang disimpan di pengguna iPhone.
“Kami percaya bahwa iklan yang dipersonalisasi dan privasi pengguna dapat hidup berdampingan,” ujar seorang tenaga penjualan Facebook, dilansir laman Phonearena, Jumat (16/7/2021).