Video Edukasi di YouTube Makin Banyak Ditonton Pengguna Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 14 Juli 2021 | 20:36 WIB
Video Edukasi di YouTube Makin Banyak Ditonton Pengguna Indonesia
Ilustrasi aplikasi YouTube pada ponsel pintar dan komputer tablet (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama enam bulan terakhir, YouTube Indonesia mengungkap video berisi konten edukasi atau pendidikan makin banyak ditonton pengguna Indonesia. Hal ini dikarenakan sekolah-sekolah masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah.

"Waktu untuk menonton konten YouTube seperti how to, sains, humaniora, atau knowledgle lain meningkat hingga 80 persen selama enam bulan terakhir," kata Ryan Rahardjo selaku Head of Public Affairs Southeast Asia Google dalam konferensi pers virtual, Rabu (14/7/2021).

Ryan memaparkan, selama enam bulan ke belakang, kata kunci seputar 'belajar dari rumah' tercatat meningkat sebanyak 400 persen.

"Hal ini menjadi alasan YouTube Indonesia untuk menghadirkan lebih banyak konten pendidikan lewat program Akademi Edukreator 2021," katanya.

Baca Juga: Saingi TikTok, YouTube Shorts Kini Hadir di 100 Negara

Akademi Edukreator sendiri merupakan sebuah Inisiatif yang didukung oleh channel YouTube Kok Bisa, YouTube Learning, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yayasan Semua Murid Semua Guru, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Program ini telah memasuki fase keduanya sejak diluncurkan pada 2020 lalu. Inisiatif ini ditujukan untuk menginspirasi dan melatih pembuat konten, guru, dan profesional di Indonesia untuk menciptakan konten video edukasi berkualitas tinggi secara gratis dengan memberikan mereka pengetahuan dan praktik terbaik di YouTube.

Memasuki tahun kedua, Akademi Edukreator akan memberikan perkembangan terbaru hingga apa yang tengah disiapkan untuk terus menginspirasi untuk belajar cara terbaik bagaimana membagikan ilmunya dengan cara membuat konten video edukasi.

Ryan mengatakan YouTube dibuat atas asas keterbukaan. Artinya, kreator bisa memanfaatkan platform untuk membuat konten sekaligus memanfaatkan bisnis di sana.

"Jadi ada peluang untuk maju. Ini juga bisa menumbuhkan komunitas di YouTube, khususnya menyediakan high quality konten edukasi," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Menjadi Konten Kreator, Bisa Mulai Bikin Karya dari Hobi!

Lebih lanjut, Ryan mengatakan Google dan YouTube sudah melakukan segala cara untuk mengurangi misinformasi di platform. Disebutkan bahwa perusahaan mendukung dengan 4 pilar R, yakni remove untuk menghapus konten, raise untuk meningkatkan konten, reduce untuk mengurangi konten yang melanggar batas, dan reward untuk penghargaan ke kreator konten.

"Di sini kita melihat, pada akhirnya YouTube jadi tempat bersama untuk belajar. Beragam pelajaran sudah ada di sana. Jadi belajar mengajar bisa dilakukan selama pandemi," tutup Ryan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI