Suara.com - Facebook memecat 52 pekerja antara Januari 2014 dan Agustus 2015 karena menyalahgunakan akses mereka ke data pengguna pribadi.
Salah satunya seorang lelaki yang melacak seorang perempuan ke sebuah hotel, setelah bertengkar.
Satu lagi yang menemukan lokasi kencannya ketika dia berhenti menjawab pesannya.
Detail mengejutkan terungkap dalam buku baru yang eksplosif berjudul 'An Ugly Truth: Inside Facebook's Battle for Domination', yang ditulis oleh jurnalis Sheera Frenkel dan Cecilia Kang.
Keduanya memberikan pandangan mendalam tentang kebangkitan dan kejatuhan raksasa media sosial itu.
Dalam kutipan buku yang dibagikan oleh The Telegraph, penulis mengungkapkan bahwa, rata-rata, tiga karyawan setiap bulan tertangkap mengeksploitasi data pribadi pengguna Facebook untuk keuntungan pribadi.
![Ilustrasi pencurian data pribadi. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/09/08/14085-pencurian-data-pribadi.jpg)
Tidak diketahui berapa banyak anggota staf lain yang juga dapat menyalahgunakan aksesnya yang diberikan Facebook.
Pada saat itu, lebih dari 16.000 karyawan memiliki akses ke data pengguna pribadi dengan organisasi.
Seorang karyawan mengatakan kepada penulis buku bahwa pengetatan pembatasan akan 'berlawanan dengan DNA Mark', mengacu pada CEO Zuckerberg.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Berita Viral Pria Tewas Usai Makan Durian Setelah Divaksin?
Informasi pribadi termasuk bertahun-tahun percakapan pribadi dengan teman-teman melalui Facebook Messenger, acara yang dihadiri, foto yang diunggah (termasuk yang telah dia hapus), dan posting yang dia komentari atau diklik.