Bukan Tanda Kehidupan, Bahan Kimia Aneh di Venus Mungkin Berasal dari Gunung Berapi

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 14 Juli 2021 | 07:30 WIB
Bukan Tanda Kehidupan, Bahan Kimia Aneh di Venus Mungkin Berasal dari Gunung Berapi
Planet Venus. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bau misterius dari bahan kimia yang tidak stabil di langit Venus, mungkin bukan tanda kehidupan, melainkan hasil dari letusan gunung berapi yang eksplosif.

Tahun lalu, para ilmuwan melaporkan mendeteksi tanda-tanda molekul fosfin di awan batu kedua dari Matahari.

Bahan kimia, yang terdiri dari satu atom fosfor dan tiga atom hidrogen, akan terurai dengan cepat di atmosfer yang kaya oksigen, seperti di Bumi dan Venus.

Di Bumi, fosfin dibuat di pabrik dan ditemukan di dekat jenis mikroba tertentu.

Baca Juga: Gunung Berapi Taal Filipina Meletus, Muntahkan Gas Beracun Paksa Ribuan Orang Mengungsi

Para peneliti menyebut ada kemungkinan fosfin di Venus merupakan petunjuk kehidupan di dunia neraka itu dalam hipotesis yang masih diperdebatkan.

Satu kubu oposisi mempertanyakan apakah fosfin benar-benar terlihat atau tidak, sementara kubu lain memperdebatkan apakah kehidupan adalah satu-satunya kemungkinan asal fosfin di Venus.

Gunung berapi di Venus, Mons Maat. [NASA]
Gunung berapi di Venus, Mons Maat. [NASA]

Sekarang, sepasang ilmuwan planet menyarankan letusan gunung berapi eksplosif juga bisa memuntahkan fosfin ke atmosfer Venus.

"Kita mungkin menyaksikan vulkanisme aktif di Venus," kata penulis utama studi Ngoc Truong, seorang ilmuwan planet di Cornell University di Ithaca, New York, dilansir laman Space.com, Rabu (14/7/2021).

Untuk melihat apakah mungkin ada penjelasan nonbiologis untuk fosfin di langit Venus, para peneliti menganalisis data laboratorium tentang kimia fosfor serta perhitungan aktivitas vulkanik dan atmosfer.

Baca Juga: Gunung Taal Masih Keluarkan Gas Beracun, 2.000 Warga Mengungsi

Para ilmuwan menemukan bahwa vulkanisme di Venus berpotensi membawa sejumlah kecil senyawa yang mengandung fosfor, dikenal sebagai fosfida dari dalam lapisan mantel planet ke permukaan.

Letusan gunung berapi yang eksplosif kemudian dapat memuntahkan fosfida ini, dalam bentuk debu vulkanik, ke atmosfer.

Bahan kimia tersebut dapat bereaksi dengan asam sulfat untuk membentuk fosfin.

Agar fosfida mencapai ketinggian yang diperlukan untuk deteksi fosfin yang dilaporkan sebelumnya, para peneliti memprediksi ledakan Venus pada skala yang sebanding dengan letusan Krakatau pada 1883.

Bencana itu adalah salah satu peristiwa vulkanik paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah yang tercatat di Bumi.

Menghancurkan lebih dari 70 persen pulau Krakatau di Indonesia dan kepulauan sekitarnya.

"Apakah Venus aktif secara vulkanik atau tidak telah menjadi bahan perdebatan," kata Truong.
"Jika fosfin benar-benar ada, pekerjaan kami menunjukkan bahwa vulkanisme aktif mungkin merupakan cara yang masuk akal untuk menghasilkan fosfin di Venus."

Letusan Gunung Krakatau pada 1883 sangat fenomenal, untuk mengenangnya setiap tahun digelar festival Gunung Krakatau, termasuk tahun 2014 ini. (shutterstock)
Letusan Gunung Krakatau pada 1883 sangat fenomenal, untuk mengenangnya setiap tahun digelar festival Gunung Krakatau, termasuk tahun 2014 ini. (shutterstock)

Para ilmuwan mencatat bahwa penelitian sebelumnya, seperti lonjakan kadar sulfur dioksida di puncak awan Venus.

Fluktuasi jumlah kabut yang terlihat di atas awan ini, telah menunjukkan bahwa Venus mungkin memang memiliki cukup banyak vulkanisme berkelanjutan untuk menghasilkan fosfin yang dapat dideteksi.

"Venus terlihat seperti planet vulkanik, memiliki permukaan yang sangat muda, dan ada bukti bahwa ia telah mengalami pelapisan ulang substansial baru-baru ini dalam sejarahnya," ujar penulis senior studi Jonathan Lunine, seorang ilmuwan planet di Cornell University.

Penelitian di masa depan akan bergantung pada susunan radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili dan observatorium lainnya, untuk mengonfirmasi apakah Venus benar-benar memiliki fosfin, kata Truong.

"Selain itu, sekarang ada tiga misi planet yang sangat menarik ke Venus," kata Lunine — DAVINCI+ dan VERITAS dari NASA dan EnVision Badan Antariksa Eropa.

"Saya ingin mencari cara untuk mendeteksi vulkanisme aktif dan fosfin di salah satu misi itu," tambahnya.

Truong dan Lunine merinci temuan mereka secara online 12 Juli di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI