Toilet Ini Bisa Ubah Tinja Jadi Uang Digital dan Listrik

Selasa, 13 Juli 2021 | 10:05 WIB
Toilet Ini Bisa Ubah Tinja Jadi Uang Digital dan Listrik
Ilustrasi toilet (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang profesor asal Korea Selatan, berhasil membuat toilet ramah lingkungan yang dapat mengubah kotoran manusia menjadi listrik, ke mata uang digital yang bisa dipakai transaksi.

Ialah Cho Jae-weon, Profesor Teknik Perkotaan dan Lingkungan di Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST).

Cho membuat sebuah toilet ramah lingkungan bernama BeeVi, gabungan dari Bee dan Vi, mengolah tinja menjadi barang bermanfaat.

Cara kerjanya, BeeVi menggunakan pompa vakum untuk mengirim langsung kotoran ke tangki bawah tanah, sekaligus mengurangi penggunaan air.

Baca Juga: Razia Barang Modern, Masyarakat Badui Hancurkan Motor hingga Toilet

Di sana, mikroorganisme akan memecahnya menjadi metana, zat yang bisa menjadi sumber energi untuk bangunan, menyalakan kompor gas, ketel air panas, hingga sel bahan bakar.

"Jika kita berpikir out of the box, tinja ini memiliki nilai yang sangat berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya memasukkan ini ke dalam sirkulasi ekologis," kata Cho.

Ilustrasi buang air besar (Unsplash/Giorgio Trovato)
Ilustrasi buang air besar (Unsplash/Giorgio Trovato)

Ia mengatakan, rata-rata orang buang air besar sekitar 500 gram sehari.

Ini bisa diubah menjadi 50 liter gas metana yang dapat menghasilkan listrik 0,5 kWH atau digunakan untuk menggerakkan mobil sejauh 1,2 km.

Selain itu, ia juga merancang mata uang virtual yang disebut Ggool, yang berarti madu dalam bahasa Korea.

Baca Juga: Soal Mata Uang Digital, BI: Masih Banyak Pertimbangan

Setiap orang yang menggunakan toilet ini, mereka akan mendapat imbalan berupa 10 Ggool per hari.

Mata uang ini bisa digunakan oleh mahasiswa untuk membeli barang-barang di kampusnya, mulai dari kopi, mie instan, buah-buahan, hingga buku.

Mereka bisa menggunakannya dengan memindai QR code sebagai cara transaksi dengan Ggool.

"Saya hanya pernah berpikir bahwa kotoran itu kotor, tetapi sekarang itu adalah harta yang sangat berharga bagi saya," kata Heo Hui-jin, mahasiswa pascasarjana yang memanfaatkan Ggool, dikutip dari Indian Express, Selasa (13/7/2021).

"Saya bahkan berbicara tentang kotoran selama waktu makan untuk berpikir tentang membeli buku apa pun yang saya inginkan," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI