Suara.com - Apple memperkenalkan fitur anti pelacak data atau App Tracking Transparency untuk sistem operasi iOS 14.5 pada Mei lalu. Fitur ini memberikan opsi ke pengguna iPhone apakah data pribadi mereka boleh dilacak oleh aplikasi di perangkat.
Untuk mengakalinya, TikTok kemudian memberikan fitur baru yang disebut CAID untuk mengumpulkan data pengguna untuk menampilkan iklan relevan. Tetapi kini Apple menolak pembaruan tersebut.
Dikutip dari BGR, Kamis (8/7/2021), CAID ini merupakan teknologi baru yang memanfaatkan sidik jari peringkat dan algoritma. Metode ini dibuat oleh beberapa perusahaan teknologi besar, termasuk TikTok, yang tergabung dalam Asosiasi Periklanan China.
Disebutkan bahwa CAID ini bakal membuat posisi Apple makin sulit. Di satu sisi, ia bisa memberikan izin ke pengembang aplikasi untuk mendapatkan data. Di sisi lain, mereka bisa menolaknya, namun dengan risiko menimbulkan kemarahan Beijing.
Baca Juga: Melamar Pekerjaan Kini Bisa Lewat TikTok
Pada akhirnya Apple tetap menolak teknologi tersebut. Mereka tak mengizinkan update TikTok yang menyajikan teknologi CAID lewat versi aplikasi terbaru.
Kepala Pemasaran Produk di Adtech Group Branch Alex Bauer mengatakan, upaya ekosistem aplikasi China secara kolektif memancing Apple dengan CAID atas dasar mereka tak akan mampu melarang semua aplikasi besar dari platformnya.
"Namun Apple menegaskan bahwa mereka mengendalikan situasi tersebut," katanya.
Pelarangan Apple ini membuktikan bahwa perusahaan asal Cupertino ini memang tidak takut untuk melawan pengembang aplikasi besar dan tetap berkomitmen untuk melindungi data penggunanya.
Baca Juga: Cara Download Video TikTok Tanpa Watermark