Suara.com - Varian virus Corona Delta (B.1.617.2) yang awalnya ditemukan di India Desember lalu, kini telah menjadi salah satu jenis virus Covid-19 paling mengkhawatirkan dan beredar secara global.
Penelitian menunjukkan itu mungkin varian yang paling menular, dengan tingkat persentase 40 hingga 60 persen lebih menular daripada varian Alpha atau Inggris.
Saat ini, varian Delta telah menyebar ke setidaknya 92 negara. Menurut para ahli, varian Delta memiliki banyak mutasi yang memberinya banyak keunggulan dibanding varian lainnya.
Menurut NYMag, Rabu (30/6/2021), mutasi membuatnya lebih mudah menular daripada varian lainnya.
Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Membobol Pertahanan Kota-kota Besar di Australia
Banyak pakar Covid-19 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, varian Delta akan segera menjadi strain Covid-19 paling dominan di dunia dan menimbulkan wabah cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi.
Para ahli mengatakan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 memberikan perlindungan 81 persen terhadap varian Delta.
Jika dibandingkan dengan varian Inggris, itu memberikan perlindungan 87 persen.
Sementara itu, satu dosis vaksin hanya memberikan perlindungan 33 persen terhadap infeksi simtomatik varian Delta.
Menurut Public Health England, sampai saat ini penelitian tentang varian Delta masih terbatas.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Vaksin Moderna Diklaim Paling Ampuh Cegah Varian Delta
Namun, data awal menunjukkan varian Delta lebih cenderung menyebabkan rawat inap daripada Alpha.
Dilansir dari The Guardian, varian Delta dapat menular dari kontak yang sangat singkat.
Kontak dekat dengan penderita hanya terjadi sekitar lima hingga 10 detik bagi virus untuk bertransmisi, dibanding varian yang muncul pada awal pandemi dengan kontak sekitar 15 menit.
Tak hanya itu, menurut Prof Raina Macintyre dari University of New South Wales mengatakan, penularan melalui udara dalam ruangan juga dapat terjadi, meski tanpa adanya kontak singkat.
Varian Delta juga tampaknya memiliki masa inkubasi mirip dengan varian Alpha, yaitu waktu rata-rata antara paparan hingga seseorang menunjukkan gejala adalah empat hari.
Para ilmuwan mengatakan, cara terbaik mencegah varian baru ini berevolusi adalah dengan tetap melakukan tindakan pencegahan yang efektif.
Mulai dari menggunakan masker wajah, ventilasi udara yang baik, menjaga jarak dan kontak, serta vaksinasi.