Suara.com - Supernova saat ini diketahui hanya ada dua jenis, yaitu supernova tipe II dan supernova tipe Ia.
Supernova tipe II terjadi ketika bintang masif kehabisan bahan bakar dan intinya runtuh menjadi lubang hitam.
Supernova tipe Ia terjadi ketika bintang katai putih meledak.
Kini, para astronom telah menemukan supernova jenis baru.
Baca Juga: NASA Temukan Sisa Ledakan Bintang Langka di Inti Bimasakti
Sejak tahun 1980-an, Kenichi Nomoto dari Universitas Tokyo meramalkan jenis ketiga yang disebut supernova penangkap-elektron.
Ini mengacu pada supernova yang muncul dari kelangkaan bahan bakar, kemudian memiliki elektron gaya gravitasi ke dalam inti atom sehingga runtuh ke dalam dirinya sendiri.
Sekarang para ahli telah menemukan bukti keberadaan supernova jenis baru tersebut.
Dijuluki supernova 2018zd, ada beberapa faktor yang menunjukkan sifatnya yang menangkap elektron.
Supernova itu menunjukkan kehilangan massa dalam jumlah besar sebelum meledak, memiliki komposisi kimia yang tidak biasa.
Baca Juga: Sungguh Keren, Suara Supernova Hasil Program Sonifikasi NASA
Selain itu, menghasilkan ledakan yang lemah, menunjukkan sedikit radioaktivitas, dan meninggalkan ini kaya neutron.
Nomoto juga memprediksi bahwa supernova jenis ini kemungkinan menjadi asal-usul munculnya Nebula Kepiting (Crab Nebula) yang misterius.
Kini, para ahli lebih yakin bahwa Nebula Kepiting dihasilkan dari supernova yang menangkap elektron.
"Supernova ini benar-benar membantu kami memecahkan misteri dan mengaitkan satu hal yang tidak sepenuhnya kami pahami, yaitu Nebula Kepiting," kata Dr. Andrew Howell, pemimpin Proyek Supernova Global, dikutip dari CNET, Selasa (29/6/2021).
Saat ini, masih banyak yang harus dipelajari tentang supernova jenis baru tersebut.