Suara.com - Venus sempat menjadi kandidat planet yang mungkin mendukung kehidupan, terlebih setelah ditemukannya fosfin di awan Venus.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan jumlah air di atmosfer Venus sangat rendah sehingga tidak ada mikroba yang dapat bertahan hidup di sana.
Studi baru ini melihat pengukuran probe yang terbang melalui atmosfer Venus dan memperoleh data tentang suhu, kelembaban, dan tekanan di awan asam sulfat tebal di planet ini.
Dari data tersebut, para ahli dapat menghitung aktivitas air dan tekanan uap air di dalam molekul awan, yang merupakan salah satu faktor pembatas keberadaan kehidupan di Bumi.
Baca Juga: Venus Semakin Mirip Bumi, Bisa Dihuni?
"Saat kami melihat konsentrasi efektif molekul air di awan itu, kami menemukan bahwa itu seratus kali lebih rendah bahkan untuk organisme Bumi yang paling tangguh sekalipun untuk bertahan hidup," kata John Hallsworth, ahli mikrobiologi di Queen's University.
Temuan ini mungkin mengecewakan bagi para ahli yang meneliti Venus usai bersemangat menemukan fosfin pada September lalu.
Senyawa itu dikaitkan dengan organisme hidup yang ada di Bumi.
Meski begitu, para ahli melihat data dari planet lain dan menemukan awan Jupiter menyediakan aktivitas air yang cukup untuk mendukung kehidupan secara teoritis.
Data yang dikumpulkan oleh probe Galileo menunjukkan nilai aktivitas air berada di 0,585, tepat di atas ambang batas di mana organisme dapat bertahan.
Baca Juga: Wow! Begini Penampakan Pertama dari Bulan Terbesar di Tata Surya
"Jupiter lebih memiliki potensi untuk mendukung kehidupan. Setidaknya ada lapisan di awan Jupiter di mana kebutuhan air terpenuhi," ucap Chris McKay, ahli astrobiologi NASA, dikutip dari Space.com, Selasa (29/6/2021).
Walau begitu, tingkat radiasi ultraviolet yang tinggi atau kekurangan nutrisi juga dapat mencegah kehidupan potensial itu berkembang.
Para ahli menilai bahwa teknik yang digunakan untuk menghitung aktivitas air juga dapat membantu menentukan kelayakhunian planet ekstrasurya.