BSSN: Pembentukan CSIRT Perkuat Pertahanan Hadapi Serangan Siber

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 28 Juni 2021 | 23:02 WIB
BSSN: Pembentukan CSIRT Perkuat Pertahanan Hadapi Serangan Siber
Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian (kiri) diambil sumpah jabatan saat pelantikannya sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/5/19). [Antara/Puspa Perwitasari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mengatakan keberadaan tim untuk keamanan siber yakni Computer Security Incident Response Team (CSIRT) penting untuk memperkuat pertahanan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dari serangan siber.

"Membangun dan mengonsolidasikan sistem proteksi pada seluruh infrastruktur informasi vital ini juga menjadi tugas pokok CISRT dalam konteks kita melindungi sistem pemerintahan berbasis elektronik," kata Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) LIPI 2021 di Jakarta, Senin (28/6/2021).

Hinsa mengatakan BSSN memelihara kesigapan dan ketahanan siber nasional menghadapi ancaman siber. Dalam mewujudkannya, CISRT memainkan peranannya untuk mengamankan infrastruktur informasi digital.

CISRT akan melaksanakan tugas menghadapi serangan yang bersifat teknis supaya pada sistem elektronik yang ada di suatu lembaga tidak terjadi serangan atau gangguan.

Baca Juga: BSSN: Terjadi 448.491.256 Serangan Siber di Indonesia selama Januari - Mei 2021

"Sebagaimana kita mengamankan sistem elektronik yang ada di lembaga atau pemerintahan, di unit kerja suatu lembaga yaitu supaya jangan diserang atau jangan sampai terjadi di situ serangan khususnya bersifat teknis," ujarnya.

Penguatan keamanan siber penting, apalagi saat ini semua objek vital sudah saling terkoneksi atau adanya ketergantungan suatu sistem elektronik dengan yang lain sehingga ketika salah satu mengalami gangguan maka akan memengaruhi operasional atau fungsi yang lain.

Misalnya, jika terjadi serangan siber yang mengakibatkan pembangkit listrik tidak berfungsi, maka tidak terjadi aliran listrik sehingga mengakibatkan gangguan pada transaksi finansial, sistem transportasi dan sistem telekomunikasi.

"Itu harus dicegah," katanya.

Hinsa menuturkan pembentukan CISRT sejalan dengan penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik. CISRT berperan sebagai monitor dan penyediaan pemulihan dari insiden keamanan siber.

Baca Juga: Tim Keamanan Siber LIPI Dibentuk, Siap Antisipasi Ancaman Siber

Pada 2020-2024 ditargetkan sebanyak 121 CISRT dibangun,sedangkan pada 2021 ditargetkan sebanyak 35 CISRT harus dibangun. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI