Suara.com - Ericsson memperkirakan jumlah pengguna internet 5G akan melebihi 580 juta orang hingga akhir tahun 2021. Perhitungan ini didasarkan pada munculnya 1 juta pengguna 5G tiap harinya.
Dalam riset perusahaan berjudul Ericsson Mobility Report edisi ke-20, jaringan generasi kelima ini juga disebut akan diadopsi paling cepat. Hingga tahun 2026, jumlah pelanggan 5G diprediksi akan mencapai 3,5 miliar dengan cakupan populasi mencapai 60 persen.
Jerry Soper, Country Head, Ericsson Indonesia, mengatakan, penerapan jaringan 5G ini tentunya sangat bervariasi di berbagai negara di seluruh dunia. Contohnya, Eropa akan jauh lebih lambat dalam menerapkan 5G dibanding di wilayah lain.
"Eropa memulai lebih lambat dan terus tertinggal jauh di belakang pasar Cina, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council, GCC) atau Timur Tengah dalam hal kecepatan penerapan 5G," jelas Soper dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/5/2021).
Baca Juga: Menkominfo: Gelar Internet 5G di Indonesia Bisa Dorong Lompatan Inovasi Digital
Wilayah Asia Timur Laut diperkirakan akan memiliki jumlah pelanggan 5G terbesar pada 2026, dengan sekitar 1,4 miliar pelanggan. Kemudian tingkat penetrasi 5G di Amerika Utara dan GCC diperkirakan akan mencapai angka tertinggi, dengan pelanggan seluler 5G masing-masing 84 persen dan 73 persen dari total angka langganan wilayah.
Jumlah pelanggan seluler (mobile subscription) di kawasan Asia Tenggara dan Oceania secara keseluruhan kini telah melampaui 1,1 miliar. Namun jumlah langganan 5G hanya berada di bawah angka 2 juta.
Soper menyebut langganan 5G di wilayah Asia Tenggara dan Oceania akan tumbuh kuat dengan perkiraan 400 juta pada tahun 2026. Ericsson menyebut hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan peran konektivitas sebagai komponen utama pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Momentum 5G komersial ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
"Pandemi telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk koneksi lebih cepat, karena kini kita sangat bergantung pada internet dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan bisnis dari jarak jauh," jelas Soper.