Suara.com - Para astronom menemukan badai dahsyat lubang hitam supermasif paling awal yang diketahui.
Terletak 13,1 miliar tahun cahaya dari Bumi, badai itu memiliki kecepatan angin hingga 1,1 juta mil per jam.
Para peneliti yang menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili, menemukan angin yang didorong lubang hitam 800 juta tahun setelah Big Bang.
ALMA mengamati galaksi HSC J124353.93+010038.5 dan menangkap gelombang radio yang dipancarkan oleh debu serta ion karbon di galaksi.
Baca Juga: Hubble Temukan Galaksi Misterius, Punya Lubang Hitam Tersembunyi
Analisis mendetail dari data ALMA mengungkapkan bahwa ada aliran berkecepatan tinggi yang bergerak dengan kecepatan 500 km per detik atau 1,1 juta mil per jam.
Badai dahsyat ini adalah tanda bahwa lubang hitam besar di pusat galaksi memiliki efek mendalam pada pertumbuhan galaksi dari alam semesta awal.
Tim ahli mengatakan, ini adalah contoh paling awal yang pernah diamati dari jenis badai lubang hitam dengan ukuran jutaan hingga miliaran kali lebih besar dari Matahari.
Ilmuwan menemukan bahwa massa lubang hitam secara kasar sebanding dengan massa wilayah pusat galaksi yang dihuninya.
"Berdasarkan hubungan proporsional antara massa dua benda yang sangat berbeda ukurannya, kami percaya bahwa galaksi dan lubang hitam tumbuh dan berevolusi bersama melalui semacam interaksi fisik," tulis para ahli, dikutip Daily Mail, Rabu (23/6/2021).
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Unicorn, Terdekat dari Bumi
Tak hanya itu, ini juga contoh galaksi tertua yang diamati dengan badai besar seukuran galaksi.
Pemegang rekor sebelumnya adalah galaksi sekitar 13 miliar tahun yang lalu.
Tim juga mengukur pergerakan gas tenang di J1243+0100 dan memperkirakan massa galaksi sekitar 30 miliar kali Matahari.
Penelitian juga menyiratkan bahwa koevolusi lubang hitam dan galaksi supermasif telah terjadi sejak kurang dari satu miliar tahun setelah kelahiran semesta.