Suara.com - Seorang petani yang tinggal di dekat Ismailia di Mesir telah menemukan sebuah prasasti berusia 2.600 tahun.
Kementerian barang antik Mesir melaporkan, prasasti itu didirikan oleh firaun Apries, yang memerintah dari sekitar 589 SM hingga 570 SM.
Petani itu menemukan lempengan batu pasir kuno ini saat mempersiapkan tanahnya untuk ditanami, sekitar 62 mil (100 kilometer) timur laut Kairo.
"Kemudian, dia menghubungi Polisi Pariwisata dan Purbakala tentang penemuan itu," kata pernyataan kementerian itu, dilansir laman Livescience, Minggu (20/6/2021).
Baca Juga: Gandeng China, Mesir Umukan Selesai Pasang Beton Menara Tertinggi di Mesir
Prasasti tersebut memiliki panjang 91 inci (230 sentimeter), lebar 41 inci (103 cm) dan tebal 18 inci (45 cm).
Menurut pernyataan itu, di bagian atas prasasti terdapat ukiran cakram matahari bersayap (cakram yang kadang-kadang dikaitkan dengan dewa matahari Ra) dengan cartouche firaun Apries, dengan 15 baris tulisan hieroglif di bawahnya.
Apries, juga dikenal sebagai Wahibre Haaibre, memerintah selama dinasti ke-26 Mesir (688 SM hingga 525 SM), saat Mesir merdeka dan ibu kotanya sering terletak di Sais di Mesir utara.
Upaya sedang dilakukan untuk menerjemahkan prasasti tersebut.
Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, mengatakan bahwa prasasti itu tampaknya terkait dengan kampanye militer yang dilakukan Apries di timur Mesir.
Baca Juga: Pemkab Trenggalek Minta Izin Bupati Tulungagung untuk Memindah Prasasti Kamulan
Sejarawan Yunani kuno Herodotus (hidup sekitar 484-425 SM) mengklaim bahwa Apries kalah perang melawan Fenisia yang menyebabkan banyak tentara Mesir tewas.
Hal ini memicu perang saudara di Mesir yang akhirnya menyebabkan Apries terbunuh dan digantikan sebagai firaun oleh seorang Orang bernama Amasi, Apakah prasasti ini akan menjelaskan peristiwa ini tidak jelas.