UFO Bukan Buatan Rusia dan China, Publik Diminta Buka Pikiran Akan Kemungkinan Alien

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 19 Juni 2021 | 06:15 WIB
UFO Bukan Buatan Rusia dan China, Publik Diminta Buka Pikiran Akan Kemungkinan Alien
Penampakan UFO. [YouTube/Jeremy Corbell]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Objek terbang misterius atau UFO diyakini bukan merupakan teknologi milik Amerika Serikat, Rusia, atau China. Karenanya publik diminta untuk membuka pikiran akan kemungkinan lain, termasuk soal akan adanya alien.

Hal ini disampaikan mantan Direktur Program Identifikasi Ancaman Luar Angkasa Departemen Pertahanan AS, Luis Elizondo jelang dibukanya laporan Pentagon terkait penampakan UFO ke publik pada akhir Juni ini. Diduga laporan itu akan disampaikan pada 25 Juni pekan depan.

Elizondo, dalam wawancara dengan surat kabar Washington Post pekan lalu juga mengatakan bahwa UFO merupakan ancaman serius terhadap keamanan nasional AS dan bahkan dunia.

"Ada beberapa insiden di negara ini, ketika UFO melanggar dan mematikan kemampuan nuklir kita," kata Elizondo, "Kami juga punya data bahwa di negara lain bahwa UFO telah mengganggu teknologi nuklir mereka dan menyalakannya."

Baca Juga: Peringatan Ahli Fisika: Kontak dengan Alien Bisa Akhiri Kehidupan Bumi

Elizondo mengatakan bahwa ada tiga teori tentang UFO. Pertama, itu adalah teknologi milik Amerika Serikat. Kedua, UFO dikembangkan Rusia atau China. Ketiga, apa yang oleh Elizondo disebut sebagai sesuatu yang "sama sekali berbeda". Diduga teori ketiga ini adalah terkait alien.

Dalam percakapan dengan Washington Post itu Elizondo mengatakan teori pertama, bahwa UFO buatan AS atau perusahaan swasta Amerika, sangat kecil kemungkinannya. Ia mengatakan berdasarkan laporan yang akan dirilis pada pekan depan itu, telah dipastikan Amerika belum memiliki teknologi seperti yang dipamerkan oleh UFO-UFO selama ini.

"Kami yakin bahwa kita sedang berhadapan dengan teknologi yang berada beberapa generasi di depan. Sudah berada di depan teknologi yang saat ini kita anggap sebagai next generation technology," jelas Elizondo.

"Teknologi yang berada antara 50 sampai 1000 tahun di depan kita," ujar dia.

Sementara soal teori kedua, ia juga sangat pesimistis. Menurutnya setelah runtuhnya Tembok Berlin, AS dan Rusia mengalami periode romantis ketika kedua negara saling berbagi informasi intelijen. Dari pertukaran informasi itu diketahui Rusia atau Uni Soviet juga kebingungan berhadapan dengan UFO.

Baca Juga: Pengguna Google Earth Sebut Temukan UFO Raksasa Setinggi 18 Meter

Sementara untuk China, Elizondo mengatakan juga tak masuk akal. Laporan tentang UFO sudah ada sejak 1950an bahkan sebelumnya dan ketika itu China bahkan belum memiliki kemampuan mengembangkan teknologi seperti saat ini.

"Faktanya China adalah negara yang menghabiskan banyak waktu mencuri teknologi kita," tegas dia.

Sementara soal teori terakhir, Elizondo menanggapinya dengan hati-hati. Ia mengatakan saat ini belum ada bukti akan keberadaan alien, tetapi menurutnya penting bagi publik untuk terbuka atas semua kemungkinan.

"Jika kita sadar bahwa 99 persen alam semesta belum bisa kita inderai, maka ada banyak kemungkinan di sana. UFO mungkin bukan sesuatu dari luar angkasa. Mungkin ia sesuatu yang sangat alamiah seperti kita sendiri di Bumi dan kita saat ini baru mampu untuk menginderai mereka serta mengumpulkan data terkait mereka," beber Elizondo.

Pada 25 Juni mendatang pemerintah AS diyakini akan untuk pertama kalinya dalam sejarah membuka laporan terkait UFO ke publik. Laporan itu rencananya akan disampaikan di DPR AS. Laporan ini merupakan bagian dari regulasi baru yang dibuat dan disahkan pada era Presiden Donald Trump.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI