Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami kecil, usai terjadi gempa di Maluku Tengah pada Rabu (16/6/2021).
Dihimpun dari Suara.com, berikut ini lima hal yang perlu diketahui tentang peringatan tsunami kecil di Maluku Tengah:
1. Sempat terjadi gempa susulan
Gempa bermagnitudo 6 dilaporkan mengguncang wilayah Maluku Tengah pada Rabu (16/6/2021).
Baca Juga: Dilanda Gempa Magnitudo 6,1, Puluhan Rumah, Masjid dan Gereja di Maluku Tengah Retak-retak
Menurut kesaksian pegawai Kantor Camat Tehoru, Saifuddin Silawane, mengaku awalnya penduduk setempat tidak begitu panik ketika gempa terjadi pada pukul 12:22 WIT.
Gempa susulan dengan magnitudo 6,1 terjadi dan membuat warga panik hingga berlarian mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
2. Warga sempat melihat gelombang pasang
Warga desa pesisir Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah, mengaku sempat melihat gelombang pasang setinggi sekitar dua meter setelah gempa terjadi.
Setelah gempa susulan terjadi, air laut yang sedang surut tiba-tiba pasang dengan ketinggian mencapai kurang lebih dua meter dari dinding pembatas pesisir dan tampak bergelombang selama lebih dari satu jam.
Baca Juga: Sejarah Menyeramkan Tragedi Gempa dan Tsunami di Pulau Seram, Korban Jiwa Sampai Ribuan
Air laut sempat naik dan masih bergelombang hingga pukul 15:00 WIT. Hal itu membuat warga semakin panik.
Banyak warga yang sudah ke dataran tinggi kembali ke rumah demi mengambil barang-barang berharga untuk ikut diungsikan.
3. Peringatan tsunami dari BMKG
Melihat fenomena itu, BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami pada Rabu siang dan menghimbau agar warga di pesisir pantai mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Menurut Daryono, koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, mengatakan awalnya tidak ada potensi tsunami akibat gempa tersebut.
Belakangan, BMKG merilis peringatan tsunami karena melihat kenaikan permukaan air laut.
4. Gempa diduga dipicu oleh longsor bawah laut
Berdasarkan hasil observasi muka laut stasiun Tehoru menunjukkan adanya kenaikan air laut setinggi 0,5 meter.
Tsunami kecil diduga kuat berkaitan dengan longsoran bawah laut yang dipicu gempa.
Gempa Maluku Tengah yang bermagnitudo 6 dipicu aktivitas sesar aktif yang diduga berasosiasi dengan Zona Sesar Kawa.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa ini menunjukkan mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault).
5. Wilayah Maluku Tengah memang rawan gempa dan tsunami
Lebih lanjut, Daryono menambahkan bahwa wilayah Maluku Tengah memang rawan gempa dan tsunami.
Wilayah selatan Pulau Seram merupakan kawasan yang rawan.
Sebelumnya, di wilayah ini telah terjadi gempa dan tsunami destruktif, seperti gempa dan tsunami Ambon-Seram 1674 yang menyebabkan 2.243 orang meninggal, gempa dan tsunami Elpaputih 1899 menyebabkan 4.000 orang meninggal, gempa dan tsunami Ambon 1950, dan gempa Ambon 2019 yang menyebabkan 31 orang meninggal.