Suara.com - Infeksi jamur hitam yang berpotensi mengancam jiwa, telah terdeteksi pada beberapa pasien Covid-19 di Oman.
"Dokter telah melaporkan tiga pasien virus corona di Oman yang telah terinfeksi mucormycosis, suatu kondisi yang umumnya dikenal sebagai 'jamur hitam'," kata kementerian kesehatan negara itu.
Mucormycosis disebabkan oleh sekelompok jamur yang disebut “mucormycetes” yang ada di udara.
Jamur hitam ini menyebabkan komplikasi pada mereka dengan penyakit akut seperti Covid berat atau pada orang dengan kekebalan yang lemah.
Baca Juga: Gawat! Infeksi Jamur Hitam Menyebar ke Mesir Hingga Uruguay
Menurut dokter, sekali terhirup infeksi pada pasien tersebut, bisa menyebar ke rongga sinus, paru-paru, dan rongga dada.
Beberapa tanda dan gejala infeksi jamur termasuk rasa sakit yang terus-menerus dan sakit kepala yang disebabkan ketika jamur menginfeksi rongga sinus dan saraf.
Ini adalah kasus mucormycosis pertama yang diketahui di Semenanjung Arab, setelah sebelumnya dilaporkan di India di mana telah merenggut ratusan nyawa dan menginfeksi ribuan pasien Covid-19.
Jamur hitam diyakini lebih berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah, termasuk pasien diabetes dan mereka yang menggunakan steroid untuk jangka waktu yang lama.
Jika tidak dideteksi secara dini, penyakit itu bisa menyebar ke hidung, mata, tulang rahang bahkan otak dan memerlukan amputasi pada bagian tubuh yang terkena.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Infeksi Jamur Hitam Berasal dari Peternakan Ayam?
Sebagaimana melansir laman Independent, Rabu (16/6/2021), sebelumnya dokter mengatakan bahwa mucormycosis dapat diinduksi pada pasien Covid-19 dengan penggunaan steroid berlebihan, yang umumnya digunakan untuk mengobati mereka yang sakit kritis.
Hal ini juga lebih mungkin untuk mempengaruhi mereka yang sebaliknya sangat immunocompromised.
Meskipun kondisinya relatif jarang, infeksi tersebut telah mengkhawatirkan otoritas Oman yang menghadapi lonjakan infeksi Covid-19 di negara itu.
Awal pekan ini pejabat kesehatan Oman memperingatkan ada kekurangan fasilitas tempat tidur rumah sakit di tengah penyebaran varian virus corona, peluncuran vaksin yang lambat, dan pembatasan pergerakan yang dilonggarkan.
Dalam sebulan terakhir, kasus di negara itu meningkat lebih dari tiga kali lipat.
Pihak berwenang mencatat lebih dari 2.000 kasus baru dan 33 kematian pada Selasa (15/6/2021). Beberapa minggu terakhir juga melihat rekor tertinggi dalam kasus-kasus parah dan kritis, dengan rumah sakit yang kewalahan terpaksa menolak pasien.