Suara.com - Para ilmuwan menemukan bahwa sperma dapat bertahan hidup hingga 200 tahun di luar Bumi.
Hal ini membuat peneliti optimis bahwa manusia akan dapat bereproduksi di Mars suatu saat nanti.
Para ahli sebelumnya mengira bahwa radiasi di luar angkasa akan merusak DNA manusia dan membuat perkawinan menjadi tidak mungkin.
Tetapi dalam studi terbaru, ilmuwan menyimpan sperma tikus di Stasiun Luar Angkasa (ISS) dan ternyata sperma tersebut masih sehat.
Baca Juga: Penelitian Temukan bahwa Berkebun Bisa Bantu Tingkatkan Jumlah Sperma Pria, Kok Bisa?
Sperma yang telah terpapar itu, bisa membuahi sel telur tikus hingga induknya melahirkan bayi tikus yang sehat.
"Banyak keturunan normal secara genetik diperoleh. Penemuan ini sangat penting bagi umat manusia karena ketika saatnya tiba untuk bermigrasi ke planet lain, kita perlu menjaga keragaman sumber daya genetik," kata Sayaka Wakayama, profesor di Yamanashi University.
Wakayama menambahkan bahwa tidak hanya DNA manusia saja yang dapat dibawa ke Mars, namun juga hewan peliharaan.
Penemuan ini hanya berselang tiga hari setelah helikopter NASA, Ingenuity, berhasil melakukan penerbangan ketujuh di Mars.
Demonstrasi teknologi yang dapat terbang di planet lain ini pun dapat mendukung koloni manusia di Mars suatu saat nanti.
Baca Juga: Bekukan Sperma Mamalia di ISS, Tikus Antariksa Berhasil Lahir di Bumi
Dilansir dari Daily Mail, Senin (14/6/2021), dengan temuan ini, harapan menciptakan peradaban manusia menjadi selangkah lebih dekat.