Suara.com - Developer game Electronic Arts (EA) tengah menyelidiki kasus peretasan data yang terjadi beberapa hari lalu, di mana beberapa kode sumber (source code) dan tools lainnya berhasil dicuri.
Saat ini, mereka telah bekerja sama dengan penegak hukum dan pakar lain untuk menyelidiki kasus kebocoran data yang sedang berlangsung, sebagaimana dilaporkan NDTV, Minggu (13/6/2021).
Penerbit game yang telah mengeluarkan beberapa judul seperti Battlefield, Apex Legends, hingga FIFA ini, mengharapkan pelanggaran ini tidak berdampak pada permainan atau bisnisnya.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa hacker berhasil membobol server EA dan mencuri banyak data seperti source code FIFA 21 hingga tools Frostbite, alat yang digunakan perusahaan untuk membuat dan mengembangkan game.
Baca Juga: Waspada! Jutaan Akun Facebook, Netflix, dan Email Dicuri, Begini Cara Mengeceknya
Secara keseluruhan, peretas telah mencuri sekitar 780GB data sekaligus menjual di beberapa forum hacker.
"Tidak ada data pemain yang diakses, dan kami percaya tidak akan berisiko risiko terhadap privasi pemain," kata perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Aktivitas peretasan terhadap perusahaan di Amerika Serikat dan negara lain dilaporkan makin meningkat.
Sebab, hacker mampu memanfaatkan celah keamanan yang lemah karena banyaknya karyawan yang bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19.
Akibat peretasan ini, saham EA turun hingga 2,4 persen menjadi 142,31 dolar AS atau Rp 2 juta.
Baca Juga: Waduh! Habis Heboh BTS Meal, McDonald's Kena Peretasan