Usai Kabur dan Kelelahan Berjalan 482,8 KM, Kawanan Gajah Liar Lanjutkan Perjalanan

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 13 Juni 2021 | 10:38 WIB
Usai Kabur dan Kelelahan Berjalan 482,8 KM, Kawanan Gajah Liar Lanjutkan Perjalanan
Kawanan gajah liar yang kabur, melanjutkan perjalanan. [Handout/Yunnan Provincial Command of the Safety Precautions of the Migrating Asian Elephants/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kawanan gajah liar yang mengamuk di China selatan kembali bergerak.

Perjalanan sepanjang 300 mil atau sekitar 482,8 kilometer mereka dari suaka margasatwa di barat daya Provinsi Yunnan ke luar ibu kota provinsi Kunming, sempat menjadi berita utama di seluruh dunia.

Pada Sabtu (12/6/2021), kawanan itu sedang menuju ke pinggiran kota Yuxi.

Setelah melakukkan penutupan jalan dan menempatkan makanan sebagai umpan, pihak berwenang berharap dapat memikat hewan-hewan itu kembali ke rumah aslinya di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai dekat perbatasan Laos-Myanmar.

Baca Juga: China Rilis Foto Selfie Penjelajah Zhurong di Mars

Semua hewan tampak sehat dan sejauh ini tidak ada manusia yang terluka selama perjalanan mereka.

"Hewan-hewan itu telah menginjak setidaknya 15 peternakan dan menyebabkan kerusakan ekonomi lebih dari satu juta dolar," kata pihak berwenang.

Kawanan gajah liar yang kabur beristirahat usai melakukan perjalanan sejauh 300 mil. [CCTV/AFP]
Kawanan gajah liar yang kabur beristirahat usai melakukan perjalanan sejauh 300 mil. [CCTV/AFP]

China hanya memiliki sekitar 300 gajah liar yang tersisa dan status mereka di negara itu sangat dilindungi.

Masih belum jelas mengapa pachyderms memutuskan untuk kabur, tetapi beberapa berspekulasi bahwa hilangnya habitat dan sumber makanan telah memainkan peran.

“Meningkatnya konflik manusia-gajah mencerminkan urgensi untuk kebijakan dan rencana yang lebih strategis untuk melindungi hewan liar yang terancam punah ini dan habitat aslinya,” Evan Sun, manajer kampanye satwa liar di World Animal Protection mengatakan kepada The Associated Press dikutip laman New York Post, Minggu (13/6/2021).

Baca Juga: Peneliti China Temukan Virus Corona Baru Mirip Covid-19 pada Kelelawar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI