Suara.com - Kawanan gajah liar yang mengamuk di China selatan kembali bergerak.
Perjalanan sepanjang 300 mil atau sekitar 482,8 kilometer mereka dari suaka margasatwa di barat daya Provinsi Yunnan ke luar ibu kota provinsi Kunming, sempat menjadi berita utama di seluruh dunia.
Pada Sabtu (12/6/2021), kawanan itu sedang menuju ke pinggiran kota Yuxi.
Setelah melakukkan penutupan jalan dan menempatkan makanan sebagai umpan, pihak berwenang berharap dapat memikat hewan-hewan itu kembali ke rumah aslinya di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai dekat perbatasan Laos-Myanmar.
Baca Juga: China Rilis Foto Selfie Penjelajah Zhurong di Mars
Semua hewan tampak sehat dan sejauh ini tidak ada manusia yang terluka selama perjalanan mereka.
"Hewan-hewan itu telah menginjak setidaknya 15 peternakan dan menyebabkan kerusakan ekonomi lebih dari satu juta dolar," kata pihak berwenang.
China hanya memiliki sekitar 300 gajah liar yang tersisa dan status mereka di negara itu sangat dilindungi.
Masih belum jelas mengapa pachyderms memutuskan untuk kabur, tetapi beberapa berspekulasi bahwa hilangnya habitat dan sumber makanan telah memainkan peran.
“Meningkatnya konflik manusia-gajah mencerminkan urgensi untuk kebijakan dan rencana yang lebih strategis untuk melindungi hewan liar yang terancam punah ini dan habitat aslinya,” Evan Sun, manajer kampanye satwa liar di World Animal Protection mengatakan kepada The Associated Press dikutip laman New York Post, Minggu (13/6/2021).
Baca Juga: Peneliti China Temukan Virus Corona Baru Mirip Covid-19 pada Kelelawar