Suara.com - Para ilmuwan berhasil menghidupkan kembali "zombie" kecil yang membeku di lapisan es Arktik selama 24.000 tahun dan menghasilkan kloning di laboratorium di Rusia.
Makhluk tersebut adalah bdelloid rotifers atau "hewan roda". Dinamakan seperti itu karena adanya cincin rambut kecil seperti roda yang melingkari mulutnya.
Rotifers adalah hewan mikroskopis multiseluler yang hidup di lingkungan air tawar dan telah ada selama sekitar 50 juta tahun.
Para peneliti sebelumnya menemukan bahwa rotifers modern dapat dibekukan pada suhu minus (-) 20 derajat Celcius dan dihidupkan kembali hingga 10 tahun kemudian.
Baca Juga: Kejam! Ilmuwan Temukan Kerangka Budak Terbelenggu Dilempar ke Selokan
Sekarang, para ilmuwan telah menghidupkan kembali rotifers yang membeku di permafrost (lapisan bawah permukaan tanah tebal yang tetap membeku sepanjang tahun), Siberia kuno selama akhir zaman Pleistosen.
Setelah dicairkan, rotifers purba ini mulai bereproduksi secara aseksual melalui partenogenesis, menciptakan klon yang memiliki duplikat genetiknya.
Dalam studi baru ini, para ilmuwan mengumpulkan sampel lapisan es dengan mengebor hingga kedalaman 3,5 meter di bawah permukaan di Sungai Alazeya Siberia.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa tanah itu berusia sekitar 24.000 tahun. Ketika para ahli mencairkan sampel, tim menemukan rotifers dalam genus Adineta.
Para ilmuwan mengisolasi dan menganalisis sampel untuk memastikan bahwa makhluk itu tidak terkontaminasi mikroorganisme modern.
Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Rekam Ledakan Bintang Terbesar di Alam Semesta
"Untuk menghidupkan kembali zombie ini, kami menempatkan sepotong lapisan es ke dalam cawan dengan media yang sesuai dan menunggu sampai organisme yang hidup pulih, mulai bergerak, dan akhirnya berkembang biak," kata Stas Malavin, peneliti di Institute of Physicochemical and Biological Problems.
Dilansir dari Live Science, Rabu (9/6/2021), setelah makhluk ini mulai mengkloning diri sendiri, para ilmuwan tidak dapat membedakan mana yang purba dan mana yang baru karena rotifers secara genetik identik.
Mengingat rotifers biasanya hanya hidup selama sekitar dua minggu, para ahli mengumpulkan data dari klon rotifers yang berusia 24.000 tahun, bukan dari rotifers dari zaman Pleistosen.