Rencana tersebut berhasil dilakukan pada Agustus 2019 dengan dua embrio badak putih utara, diikuti embrio ketiga pada Desember 2019.
Pada Januari 2021, tim internasional dari Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (Leibniz-IZW), Taman Safari Dvur Kralove, Kenya Wildlife Service, dan Konservasi Ol Pejeta, mengumumkan telah berhasil menciptakan dua embrio lagi, menjadikan total jumlah embrio badak putih utara ras murni sebanyak lima.
Dengan kata lain, langkah selanjutnya adalah menemukan pengganti badak putih selatan yang cocok untuk mencoba melakukan implantasi.
Badak putih utara adalah subspesies dari badak putih yang ditemukan di beberapa negara Afrika Timur dan Tengah.
Bertahun-tahun perburuan liar dan perang saudara yang meluas di daerah asalnya menghancurkan populasi badak tersebut dan sekarang dianggap punah secara fungsional.
Menurut akun Twitter resmi Konservasi Ol Pejeta, ancaman utama badak putih utara adalah keserakahan manusia sendiri.
![Badak Putih Utara disebut punah. [Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/08/26290-badak-putih-utara-disebut-punah.jpg)
Hewan itu memiliki sedikit predator di alam liar, mengingat ukurannya yang besar.
Perburuan terhadap cula badak menjadi salah satu hewan ini mendekati kepunahan.
Diperkirakan harga cula badak sekitar 65.000 dolar AS per kilogram atau sekitar Rp 927 juta.
Baca Juga: Cegah Kepunahan, Embrio Badak Putih Utara Siap Diimplantasi