Suara.com - Produsen kamera asal Jepang, Fujifilm, terpaksa mematikan sebagian jaringannya yang tersebar di seluruh dunia, setelah terkena serangan ransomware mencurigakan.
Dilaporkan bahwa serangan ini terjadi pada 2 Juli lalu yang berdampak pada berbagai server milik perusahaan tersebar di seluruh dunia.
Fujifilm juga menyebutkan bahwa saat ini mereka tengah menghadapi gangguan yang berpengaruh ke semua layanan komunikasi, termasuk panggilan masuk hingga email.
"Pada 1 Juni 2021, kami menyadari kemungkinan serangan ransomware. Fujifilm di situs web resminya, dikutip dari Hindustan Times, Minggu (6/6/2021).
Baca Juga: Asia Pasifik Jadi Target Utama Ransomware 2.0 Sepanjang 2020
"Akibatnya, kami telah mengambil langkah-langkah untuk menangguhkan semua sistem yang terpengaruh dalam koordinasi dengan berbagai entitas global kami".
Saat ini, perusahaan tengah melakukan penyelidikan terkait serangan ransomware yang masuk ke servernya. Mereka juga memutus jaringan sebagai bagian dari penyelidikan tersebut.
"Kami sedang bekerja untuk menentukan sejauh mana dan skala masalah ini. Kami meminta maaf kepada pelanggan dan mitra bisnis kami atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," tambah mereka.
Fujifilm belum mengungkapkan nama-nama yang bertanggung jawab atas serangan ransomware.
Dicurigai, Fujifilm terinfeksi oleh Trojan Qbot yang muncul sejak pertengahan Mei.
Baca Juga: Waspada Serangan Ransomware di Sektor Kesehatan, Dampaknya Bisa Gawat