Suara.com - Para arkeolog menemukan guci keramik berusia 2.300 tahun, berisi tulang ayam.
Guci itu berfungsi sebagai bagian dari kutukan kuno untuk melumpuhkan dan membunuh 55 orang di Athena kuno.
Temuan ini mengungkapkan bukti baru bagaimana orang zaman dulu mencoba menggunakan "sihir".
Tim ahli menemukan guci bersama dengan koin di bawah lantai Gedung Komersial Klasik Agora, yang digunakan oleh pengrajin kuno.
Baca Juga: Temukan Gua Purba di Dekat Lokasi Ibu Kota Negara Penajam, Ini Pesan Arkeolog
"Guci berisi potongan tulang kepala dan tungkai bawah ayam muda," kata Jessica Lamont, profesor di Yale University, dikutip dari Live Science, Senin (31/5/2021).
Sekitar 300 SM, orang-orang yang membuat kutukan juga mencungkil paku besi besar melalui guci itu.
"Permukaan guci pada awalnya ditutupi dengan tulisan, berisi lebih dari 55 nama. Kami menemukan kata-kata Yunani yang bisa berarti 'kami mengingat'. Bagian kuku dan ayam yang ditemukan kemungkinan berperan dalam kutukan tersebut," tambah Lamont.
Kuku biasanya ditemukan dengan kutukan kuno dan dipercaya memiliki kekuatan penghambat.
Sementara, ayam itu berusia tidak lebih dari tujuh bulan ketika dibunuh.
Baca Juga: Ditemukan! 6 Lubang Ritual Misterius di China
Orang-orang yang membuat kutukan mungkin ingin mentransfer ketidakberdayaan ayam untuk melindungi dirinya sendiri, kepada orang-orang yang namanya tertulis di guci.
Kepala dan kaki ayam di dalam guci juga ditemukan dalam keadaan terputar atau tertusuk.
Ini mengungkapkan bahwa pembuat kutukan berusaha untuk melumpuhkan bagian kepala dan kaki pada korbannya.
Lamont menjelaskan bahwa guci ditempatkan di dekat tumpukan kayu bakar berisi sisa-sisa hewan, sesuatu yang mungkin dapat meningkatkan kekuatan kutukan.
Kemungkinan besar, kutukan itu terkait dengan perselisihan di Athena sekitar 2.300 tahun yang lalu.
Setelah Alexander Agung meninggal pada 323 SM, kerajaannya runtuh dan para jenderal serta pejabatnya bertempur untuk mendapatkan kekuasaan.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa beberapa faksi berperang untuk menguasai Athena pada saat itu.