Studi Terbaru Ungkap Manusia Tidak Bisa Hidup Lebih dari 150 Tahun

Minggu, 30 Mei 2021 | 21:05 WIB
Studi Terbaru Ungkap Manusia Tidak Bisa Hidup Lebih dari 150 Tahun
Ilustrasi manula mengenakan masker. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru dari perusahaan bioteknologi yang berbasis di Singapura, Gero, mengungkapkan bahwa mungkin manusia tidak bisa hidup lebih dari 150 tahun.

Gero menganalisis seberapa baik tubuh manusia pulih dari penyakit, kecelakaan, atau apapun yang memberi tekanan pada sistem kekebalan.

Hasil mengungkapkan ketahanan dasar ini menurun, seiring bertambahnya usia.

Usia 80 tahun membutuhkan waktu tiga kali lebih lama untuk pulih dari stres, dibandingkan rata-rata manusia berusia 40 tahun.

Baca Juga: Anak Sakit Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit, Berisiko Kena Long Covid-19

Menurut analisis, ketahanan tubuh manusia benar-benar menghilang pada usia antara 120 dan 150 tahun.

Dengan kata lain, pada titik tertentu tubuh manusia kehilangan semua kemampuan untuk pulih dari hampir semua pemicu stres.

Ilustrasi stres (pexels/@olly)
Ilustrasi stres (pexels/@olly)

Para ahli mendapatkan kesimpulan ini dengan melihat data kesehatan untuk kelompok besar dari Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia.

Tim melihat jumlah sel darah serta jumlah langkah yang dicatat oleh perangkat yang dapat dikenakan, seperti smartwatch.

Ketika seseorang mengalami stres yang berbeda, fluktuasi sel darah dan jumlah langkah menunjukkan bahwa waktu pemulihan bertambah lama seiring bertambahnya usia seseorang.

Baca Juga: Penumpang Pesawat Naik dari Belakang ke Depan, Berisiko Tinggi Covid-19

Sementara itu, pada penelitian yang berbeda, para peneliti bahkan memprediksi usia manusia semaksimal mungkin pada 138 tahun.

"Studi ini menjelaskan mengapa pencegahan dan pengobatan penyakit yang berhubungan dengan usia yang paling efektif pun hanya dapat meningkatkan rata-rata, tetapi tidak mencapai umur maksimal kecuali terapi antipenuaan yang benar telah dikembangkan," kata Andrei Gudkov, dari Roswell Park Comprehensive Cancer Center.

Dilansir dari CNET, Minggu (30/5/2021), para ahli berharap dapat membuka jalan untuk tidak hanya memaksimalkan rentang hidup, tetapi juga kualitas hidup yang lebih tinggi.

REKOMENDASI

TERKINI