Internet di Jayapura Mati di tengah Operasi Nemangkawi, Kominfo Diminta Transparan

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 29 Mei 2021 | 18:16 WIB
Internet di Jayapura Mati di tengah Operasi Nemangkawi, Kominfo Diminta Transparan
Kominfo dan Telkom diminta transparan soal putusnya internet di Jayapura dan tiga daerah lainnya di Papua. Foto: Logo Telkom. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telkom didesak transparan menginformasikan putusnya jaringan telekomunikasi di Jayapura. Internet di Papua sedang sungguh-sungguh diperlukan agar publik memperoleh informasi yang lengkap di tengah operasi keamanan Satgas Nemangkawi dan evaluasi UU Otonomi Khusus Papua.

Safetnet, Aliansi Jurnalis Independen, dan LBH Pers, salam siaran persnya yang dirilis Jumat (28/5/2021) mengatakan putusnya internet di Papua sejak 30 April lalu telah menghambat kebebasan pers juga pemenuhan hak atas informasi.

"Menyampaikan secara transparan kepada publik penyebab matinya internet di Jayapura dan sekitarnya pada 30 April 2021 dengan menyertakan bukti-bukti pendukung," desak Safenet, AJI, dan LBH Pers.

Mereka juga mengatakan bahwa Kominfo dan Telkom sering mengeluarkan pernyataan tidak konsisten terkait matinya internet di Papua, mulai dari akibat gempa, pergeseran lempeng Bumi, hingga arus lau.

Baca Juga: Kominfo Klaim Layanan Internet Telkom di Jayapura Sudah Pulih

"Sayang penjelasan itu tak disertai bukti kuat," imbuh tiga lembaga itu.

Pada 21 Mei lalu Kominfo sudah mengklaim bahwa layanan internet Telkom di Jayapura sudah pulih sepenuhnya berkat pemanfaatan satelit, Palapa Ring Timur, dan juga penambahan radio.

Tetapi di saat yang sama Kominfo juga mengatakan bahwa perbaikan kabel bawah laut yang putus, yang disebut sebagai pemicu putusnya telekomuniksi di Jayapura dan beberapa daerah lain di Papu, baru rampung dikerjakan pada Juni.

Sementara temuan Safenet-AJI-LHB Pers menunjukkan bahwa pada 21 Mei itu layanan internet di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Sarmi belum pulih seperti sediakala.

"Informasi dari jaringan dan data yang diperoleh dari Netblocks, organisasi pemantau gangguan internet berbasis di London telah menunjukkan secara umum terlihat peningkatan jaringan lewat koneksi satelit, tetapi secara umum masih belum pulih," terang tiga lembaga itu.

Baca Juga: Kapal untuk Perbaiki Kabel Bawah Laut Telkom Tiba di Papua Akhir Mei

"Koneksi internet di jaringan Telkom di Jayapura masih belum stabil dan pada 21 Mei 2021 mencapai sekitar 57 persen. Sedang koneksi internet di jaringan Telkomsel di Jayapura secara umum tidak stabil, malah pada 21 Mei jeblok hingga 0 persen," imbuh mereka.

Internet kini sedang sangat diperlukan oleh jurnalis mengingat kini ada dua isu krusial di Papua: operasi keamanan Satgas Nemangkawi dan evaluasi UU Otonomi Khusus Papua. Internet diperlukan agar jurnalis melakukan kerja pers yang berimbang, sehingga pihak-pihak tertentu tidak mendominasi dan mengontrol informasi.

Data lapangan yang dikumpulkan AJI Jayapura menyebutkan jurnalis di empat daerah terpaksa mengirim berita ke redaksi menggunakan pesan pendek/SMS. Jurnalis juga tidak bisa memverifikasi informasi dengan cepat. Mereka juga kesulitan mengakses maupun mengirimkan berita ke redaksi.

Bahkan Koran Cendrawasih Pos terpaksa harus mengurangi jumlah halaman terbit dari 24 menjadi 16 halaman karena kekurangan bahan berita dari kabar berita nasional. Terhambatnya kerja-kerja jurnalis tersebut berdampak langsung terhadap pemenuhan informasi kepada publik.

Kerugian lain yang dirasakan warga adalah pendidikan jarak jauh tidak bisa berjalan dan membuat proses ujian terhambat. Akhirnya harus tatap muka lagi padahal ini masih masa pandemi. Masyarakat juga harus pergi mencari ATM yang masih berfungsi karena sejumlah mesin transaksi tidak berfungsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI