Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memberi waktu 90 hari bagi badan-badan intelijen di Amerika Serikat untuk menemukan asal Covid-19.
"Saya telah meminta komunitas intelijen untuk menggandakan upaya, untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang bisa membawa kita lebih dekat ke kesimpulan akhir, dan melapor kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Biden, Rabu (26/5/2021).
"Sebagai bagian dari laporan itu kelak, saya meminta beberapa area untuk diselidiki lebih jauh, termasuk tentang pertanyaan-pertanyaan khusus untuk China," imbuh Biden.
Biden juga meminta laboratorium-laboratorium di AS untuk membantu penyelidikan badan-badan intelijen itu dan meminta Tiongkok untuk bersedia bekerja sama.
Baca Juga: Balas Amerika, Beijing Tuding Covid-19 Berasal dari Maryland
Komunitas Intelijen Terbelah
Langkah Biden ini diumumkan setelah pada awal pekan ini Wall Street Journal mewartakan bahwa beberapa badan intelijen AS telah menemukan informasi ada tiga pegawai laboratorium virus Institut Virologi Wuhan menderita sakit dengan gejala mirip Covid-19 pada November 2019.
Laporan ini kembali memicu spekulasi bahwa Covid-19 mewabah setelah bocor dari laboratorium di China. Saat ini mayoritas ilmuwan di dunia yakin bahwa Covid-19 berasal dari hewan yang kemudian menular ke manusia.
Badan-badan intelijen AS juga terbelah dalam dua teori ini. Biden mengungkapkan bahwa dari 18 badan intelijen di AS, ada dua lembaga yang lebih condong pada teori penularan dari hewan. Satu badan intelijen condong pada teori lab.
Tetapi Biden menekankan bahwa dua pihak itu sama-sama belum memiliki informasi yang cukup untuk menyimpulkan dari mana asal-muasal Covid-19.
Baca Juga: Isu Covid-19 Bocor dari Lab di Wuhan, Begini Kata Gedung Putih
China: kampanye gelap
Adapun penyakit Covid-19 yang kini mewabah ditemukan pertama kali di Wuhan pada Desember 2019. Para ilmuwan, termasuk organisasi kesehatan dunia, mengatakan kemungkinan besar Covid-19 berasal dari hewan yang kemudian menular ke manusia.
Kesimpulan WHO ini diambil setelah menggelar penyelidikan selama empat minggu, selama periode Januari - Februari 2021, di Tiongkok, termasuk di Wuhan.
Tetapi laporan WHO itu dinilai tidak independen. Pasalnya selama penyelidikan dan dalam pembuatan laporan, para peneliti WHO ditemani oleh para peneliti pemerintah China.
Pada awal bulan ini sejumlah ilmuwan Barat bahkan menulis surat terbuka yang diterbitkan dalam jurnal sains terkemuka, yang isinya mendesak WHO untuk tidak mengabaikan teori Covid-19 dari laboratorium, sampai ditemukan bukti yang benar-benar kuat untuk menyangkal teori itu.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington, menanggapi perintah Biden itu, mengatakan bahwa ada kekuatan politik tertentu yang berusaha untuk menyalahkan Beijing terkait Covid-19. China menilai fokus mencari kambing hitam justru akan membuat upaya dunia melawan Covid-19 menjadi lemah.
"Kampanye gelap dan menyalahkan kini kembali lagi dan konspirasi tentang bocoran laboratorium mengemuka lagi," tulis Kedubes China di Washington di website resminya.
Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam jumpa pers awal pekan ini membantah soal adanya tiga pegawai laboratorium Wuhan yang menderita sakit pada November 2019.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, bahkan menuding AS di balik wabah Covid-19. Ia kembali mengungkit soal pangkalan militer AS di Fort Detrick Maryland dan soal laboratorium-laboratorium biologi di AS. [Reuters/The Guardian/SMH]