Bulan yang Memerah dan 2 Fakta soal Gerhana Bulan Malam Ini

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 26 Mei 2021 | 15:00 WIB
Bulan yang Memerah dan 2 Fakta soal Gerhana Bulan Malam Ini
Ilustrasi fase gerhana bulan total super blood moon. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerhana bulan total atau yang dikenal dengan super blood moon akan terjadi pada malam ini atau 26 Mei malam, fase-fasenya akan tampak di sejumlah wilayah di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Fenomena ini kerap disebut dengan super blood moon, karena saat terjadi gerhana posisi bulan sedang berada di titik paling dekat dengan Bumi.

“Anda benar-benar bisa melihat tata surya bekerja, dan hukum gravitasi Newton bekerja di depan mata Anda sendiri,” kata Edwin Krupp, direktur Observatorium Griffith di Los Angeles, dikutip dari New York Times, Rabu.

1. Kapan gerhana bulan total dapat dilihat?
Fenomena ini akan terlihat terutama dari Australia, Asia Timur, pulau-pulau di Pasifik, dan Amerika Barat. Orang-orang di Pantai Barat Amerika Serikat, dari California Selatan hingga Negara Bagian Washington, dapat melihatnya dimulai sekitar pukul 1.47 pagi waktu Pasifik pada 26 Mei.

Baca Juga: Amankah Lihat Gerhana Bulan dengan Mata Telanjang? Begini Menurut Pakar

Di Indonesia, puncak gerhana terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.43.18 WITA atau 20.43.18 WIT, saat bulan berjarak  357.464 kilometer dari bumi.

Bulan akan bergerak masuk ke dalam bayangan Bumi. Selama fase ini, warnanya akan mulai berubah menjadi kemerahan. Gerhana total ini akan relatif singkat, berlangsung sekitar 14 menit.

2. Mengapa bulan memerah?
Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada di antara matahari dan bulan. Pada gerhana malam ini, bulan akan benar-benar terhalang dari matahari oleh sebagian besar Bumi.

Selama proses gerhana, sinar matahari akan disaring oleh atmosfer Bumi kecuali sinar yang memiliki panjang gelombangnya lebih besar dan lebih merah. Sinar inilah yang akan diteruskan ke Bulan.

Alhasil bulan akan terlihat berwarna merah tua selama gerhana total.

Baca Juga: Detik-detik Terjadinya Gerhana Bulan Total Saksikan di Sini

“Benar-benar tontonan yang luar biasa,” kata Madhulika Guhathakurta, astrofisikawan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Amerika Serikat.

3. Mengapa dijuluki supermoon?
Orbit bulan bukanlah lingkaran sempurna di sekitar bumi, melainkan elips. Jadi pada waktu tertentu, bulan bisa berada di titik paling dekat dan terjauh dari Bumi.

Gerhana bulan kali terjadi saat bulan berada di titik paling dekat dengan Bumi. Karenanya ia akan terlihat tujuh persen lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Fenomena ini bukan sesuatu yang langka. Faktanya gerhana bulan total yang terjadi berbarengan dengan saat bulan berada di titik terdekat dengan Bumi terakhir terjadi pada 21 Januari 2019. Fenomena ini akan kembali terulang pada 16 Mei 2022. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI