Asia Pasifik Jadi Target Utama Ransomware 2.0 Sepanjang 2020

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 26 Mei 2021 | 06:00 WIB
Asia Pasifik Jadi Target Utama Ransomware 2.0 Sepanjang 2020
Ilustrasi seorang peretas dan komputer yang telah terserang ransomware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hasilnya, solusi Kaspersky melindungi 877 pengguna di Juli dari ancaman ini, mencatat peningkatan 1.893 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Selain itu, pemantauan para ahli juga menunjukkan bagaimana kelompok tersebut secara aktif menyebarkan senjata berbahaya mereka dari Asia Pasifik ke dunia.

Menurut Shulmin, pada 2019, sebagian besar korban mereka hanya dari kawasan Asia Pasifik, khususnya di Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Tahun lalu, Kaspersky telah mendeteksi kehadiran mereka di hampir semua negara dan wilayah.

"Dapat dikatakan bahwa selama “masa hiatus”, pencipta REvil meluangkan waktu untuk meningkatkan persenjataan, metode dalam menargetkan korban, dan jangkauan jaringan mereka,” tambahnya.

Namun, ada satu hal yang tidak berubah. Asia Pasifik tetap menjadi salah satu target utama REvil.

Pemetaan target serangan REvil global 2020. [Screenshot/Dythia Novianty]
Pemetaan target serangan REvil global 2020. [Screenshot/Dythia Novianty]

Dari 1.764 pengguna Kaspersky yang ditargetkan oleh grup pada 2020, sebanyak 635 (36 persen) di antaranya berasal dari wilayah tersebut.

Brazil, bagaimanapun, mencatat jumlah pengguna terbanyak yang hampir terinfeksi dengan ancaman ini diikuti oleh Vietnam, Afrika Selatan, China, dan India.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh pelaku ancaman di situs kebocoran datanya, para ahli Kaspersky juga dapat mengkategorikan target grup ke dalam beberapa kelas industri umum.

Bagian terbesar dari target mereka dalam sektor industri ialah Teknik dan Manufaktur (30 persen). Diikuti Keuangan (14 persen) dan Profesional dan Layanan Konsumen (9 persen).

Baca Juga: Waspada! Trojan Pencuri Kata Sandi, Singapura Target Utama

Industri Hukum, IT dan Telekomunikasi, serta Makanan dan Minuman mendapat perhatian yang sama sebesar 7 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI