Suara.com - Perusahaan keamanan siber dan privasi digital Kaspersky mengungkapkan, terjadi peningkatan 25 persen pencuri kata sandi yang menargetkan pengguna Asia Tenggara pada kuartal pertama 2021.
Pencuri kata sandi adalah jenis malware yang bertujuan untuk mencuri informasi akun.
Pada dasarnya, ini mirip dengan Trojan perbankan, namun alih-alih mengganti data yang dimasukkan, itu biasanya mencuri informasi yang sudah disimpan di komputer.
Informasi tersebut mencakup nama pengguna, kata sandi yang disimpan di browser, cookie, dan file lan yang ada di perangkat keras atau perangkat yang terinfeksi.
Baca Juga: Berita Baik, Pengguna Media Sosial Asia Tenggara Enggan Bagi Data Pribadi
Pada kuartal awal 2021, Kaspersky telah memblokir sebanyak 776.684 Trojan yang dirancang untuk mencuri akun.
Meski begitu, Indonesia dan Thailand mengalami sedikit penurunan dibanding empat negara Asia Tenggara lainnya yang mengalami peningkatan.
Singapura mencatat kenaikan tertinggi 79 persen dan diikuti Malaysia sebesar 61 persen.
"Asia Tenggara memiliki pengguna media sosial paling aktif di dunia. Hal ini tampaknya menarik perhatian pelaku kejahatan siber untuk mengambil alih akun virtual pada pengguna yang penuh dengan data keuangan dan rahasia," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Dalam pernyataan yang diterima Suara.com, Kaspersky menyarankan agar pengguna selalu memeriksa kekuatan sandi dan memperbarui kata sandi secara teratur, sehingga terhindar dari pencurian kata sandi.
Baca Juga: Waspada Serangan Ransomware di Sektor Kesehatan, Dampaknya Bisa Gawat
Kaspersky juga merekomendasikan untuk menggunakan situs Have I Been Pwned untuk melihat apakah kata sandi pengguna telah bocor secara online.
Pengguna juga dapat menerapkan otentikasi dua aktor dan harus mengunduh aplikasi dari sumber tepercaya.