Suara.com - SpaceX bermitra dengan Google Cloud untuk menautkan layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk dengan infrastruktur Google Cloud.
Aliansi ini menandai kemenangan bagi Google dalam persaingannya dengan Amazon dan Microfost untuk mendominasi pasar komputasi cloud.
SpaceX akan memasang stasiun di pusat data Google Cloud di seluruh dunia agar terhubung dengan Starlink untuk mulai menyediakan layanan internet cepat kepada pelanggan Google Cloud pada paruh kedua tahun ini.
"Kami senang bermitra dengan SpaceX untuk memastikan bahwa organisasi memiliki akses yang mulus, aman, dan cepat ke aplikasi dan layanan penting yang dibutuhkan," kata Urs Hölzle, Senior VP of Infrastructure di Google Cloud, seperti dikutip dari Gizmodo pada Jumat (14/5/2021).
Baca Juga: SpaceX dan NASA Optimistis Kirim Astronot ke Bulan pada 2024
Meskipun kemitraan ini tidak eksklusif, namun kerja sama ini akan membantu Google mengikuti Amazon dan Project Kuiper yang berencana untuk meluncurkan lebih dari 3.000 satelit broadband ke orbit dan mendukung koneksi internet dengan cakupan 95 persen.
"Kesepakatan SpaceX-Google melibatkan penyediaan akses internet untuk bisnis, organisasi sektor publik, dan banyak grup lain yang beroperasi di seluruh dunia," tambah Gwynne Shotwell, Presiden SpaceX.
Dengan menggabungkan broadband kecepatan tinggi dan latensi rendah Starlink akan memberi organisasi dunia koneksi yang aman dan cepat.
Ini bukan pertama kalinya Google dan SpaceX berkolaborasi. Perusahaan teknologi itu sebelumnya menginvestasikan 900 juta dolar AS ke SpaceX pada 2015 untuk mendanai pengembangan satelit dan teknologi lainnya.
Hingga saat ini, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 1.500 satelit Starlink ke orbit Bumi, menjadikannya konstelasi satelit terbesar di dunia.
Baca Juga: Capai Orbit, SpaceX Catatkan Kirim 10 Astronot ke Luar Angkasa
Pada pekan lalu, SpaceX mengatakan sejauh ini lebih dari 500.000 orang telah memesan dan menaruh deposit pada layanan internetnya.